BEST PRASTICE SD Negeri Tambakroto
BEST PRASTICE SD Negeri Tambakroto
TUGAS BEST PRESTICE
Peningkatkan Mutu
Sekolah Berkarakter Melalui Ekstrakurikuler dan Greeneration
di
SD Negeri
Tambakroto
Mata Kuliah:
STRATEGI MANAJEMEN
Dosen Pengampu: Prof.Dr. Lobby Loekmono,
Ph.D
Oleh
SUGENG HARNANTO
NIM.942014049
PROGRAM
PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS
KUGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
LEMBAR
PENGESAHAN
Best Prestice yang
berjudul “Peningkatkan Mutu Sekolah Berkarakter Melalui Ekstrakurikuler dan Greeneration di SD Negeri
Tambakroto ” yang disusun
oleh :
Nama : SUGENG HARNANTO,S.Pd
NIP :
19630612 198910 1001
Tempat & Tgl. Lahir : Boyolali, 12 Juni 1963
Pangkat, Golru : Pembina, IV/a
Jabatan : Kepala
Sekolah/ Guru Mapel
PKn Kelas VI
Unit Kerja : SDNegeri Tambakroto Kec. Sayung
Telah disetujui dan disahkan, bahwa Best Prestice ini
adalah benar-benar dokumen nyata Sekolah
Dasar Negeri Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Sayung, 14 Oktober 2015
Menyetujui/ Mengesahkan
Pengawas TK/SD UPTD Dikpora
Kecamatan Sayung
AHKMADI,S.Pd
NIP 19610205
198201 1005
|
Kepala Sekolah SDN Tambakroto
SUGENG
HARNANTO,S.PD
NIP 19630612 198910 1001
|
||
|
|
||
Mengetahui
Kepala UPTD
Dikpora Kec. Sayung
MASHUDI,S.Sos., MH
NIP 19630316
198602 1 003
|
|||
|
|||
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa dengan mengijinkan
penulis untuk menyelesaikan karya tulis dalam bentuk Best Practice dengan judul “Peningkatkan Mutu
Sekolah Berkarakter Melalui Ekstrakurikuler
dan Greeneration
di SD Negeri Tambakroto
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak
Dalam pelaksanaan penyusunan karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan motivasi, dorongan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam upaya penyelesaian karya tulis ini. Oleh karena itu
kami menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada :
1. Yth.
Prof. Dr. Lobby Loekmono, Ph.D. Selaku Dosen Mata Kuliah Strategi Manajemen MMP
UKSW Salatiga.
2. Yth.
Mashudi, S.Sois. MH., Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Sayung .
3. Yth.
Ahmadi, S.Pd., M.Pd., Pengawas TK/SD UPTD Dikpora Kecamatan Sayung.
4. Dewan Guru di SD
Negeri Tambakroto.
5. Komite SDN Tambakroto yang telah memberikan motivasi.
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu .
Akhirnya penulis berharap agar Program Ekstrakurikuler dan Greeneration dapat meningkatkan mutu
sekolah yang berkarakter. Kritik dan saran selalu kami harapkan.
Tambakroto, 14 Oktober 2015
Penulis
ABSTRAKSI
Kegiatan Ekstrakurikuler dan
Greeneration merupakan kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum
sekolah. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan bakat dan
minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Banyak siswayang kurang
mengetahui bakat dan minat yang ada pada dirinya,sehingga siswa juga kurang
maksimal dalam pemilihan kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration di sekolah. Dalam hal ini konselor atau
guru sangat dibutuhkan dalam berperan mengarahkan anak didik untuk memilih
kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration yang sesuai dengan bakat yang
dimilikinya.
Karakter bisa
digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak
sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Kegiatan
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/
madrasah. Melalui kegiatan olahraga diharapkan siswa dapat sehat, mempunyai
daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat terlarang. Dalam
pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler siswa diarahkan untuk memilih salah satu
cabang olahraga, seni budaya, pembinaan siswa berprestasi yang sesuai dengan
minat, bakat dan kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir
bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event
seperti POPDA, Dinas, lembaga-lembaga maupun kompetisi lainnya. Ekstrakurikuler
Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati di sekolah tersebut, misalnya : Senam, Sepak bola, Karate,
tenis meja, catur, atletik dan lain sebagainya. Selain itu ada kegiatan Ekstrakurikuler
wajib yaitu pramuka, ekstrakurikuler lain yaitu computer, rebana, iman taqwa, Seni
Budaya ada mocopat, tari, lukis, kegiatan cinta lingkungan, kegiatan field trip atau studi wisata dan
lain-lain
Pendidikan karakter
di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di
dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari
keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Jadi, pendidikan
karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgen untukdilakukan. Kalau
kita peduli untuk meningkatkan mutu sekolah, maka tanpa pendidikan karakter
adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu
tujuh dosa fatal, yaitu "education without character"
(pendidikan tanpa karakter).
Guru pembimbing kegiatan Ekstrakurikuler
dan Greeneration berpengaruh terhadap
pengembangan potensi yang ada pada diri siswa. Maka pilihan pembimbing dalam setiap jenis kegiatan harus
disesuaikan dengan kemampuan dalam bidangnya, Seorang guru tari misalnya harus menguasai teori dasar dan praktik menari, demikian juga seorang guru
lukis, musik,olahraga
dan sebagainya.
Kegiatan siswa di sekolah
khususnya kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration merupakan kegiatan yang
terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler
dan Greeneration
yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat,minat,dan kemampuannya.
Kegiatan ini menjadi salah
satu unsur penting dalam membangu kepribadian anak. Seperti yang tersebut dalam
tujuan pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration
di SD
Negeri Tambakroto,
bahwa kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration meningkatkan kemampuan siswa beraspek
koknitif, afektif
dan psikomotor.Mengembangkan bakat dan minat siswa pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya yang positif.Dapat mengetahui mengenal dan
membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Melalui kegiatan Ekstrakurikuler
dan Greenerationsiswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat
kaitannya dengan pelajaran di
ruang kelas. Dari
tujuan Ekstrakurikuler dan Greeneration tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa Ekstrakurikuler dan Greenerationerat hubungannya dengan
prestasi belajar siswa
meningkat,
prestasi guru meningkat, nilai-nilai implementasi karakter meningkat, sehingga
mutu sekolah berkarakter meningkat.
Kata Kunci :
Pendidikan, Karakter, Ekstrakulrikuler, Greeneration
DAFTAR ISI
Halaman judul
...................................................................
|
i
|
||
Kata pengantar ..................................................................
|
ii
|
||
Abstrak ..........................................................................
|
iii
|
||
Daftar isi ..........................................................................
|
iv
|
||
BAB I
|
PENDAHULUAN
|
|
|
|
1.
Latar belakang masalah
...............................................
|
1
|
|
|
2.
Permasalahan ..............................................................
|
4
|
|
|
3.
Perumusan masalah
....................................................
|
5
|
|
|
4.
Tujuan ......
|
6
|
|
BAB II
|
KAJIAN PUSTAKA
|
|
|
|
A.
Konsep Mutu
Sekolah Berkarakter .............................
|
8
|
|
|
B.
Konsep Kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration
|
12
|
|
BAB III
|
PEMBAHASAN MASALAH
|
|
|
|
A.
Jenis
Karya Tulis….. ..................................
|
22
|
|
|
B.
Metode
Pengumpulan Data ............
|
22
|
|
|
C. Analisis
………………………………………………………
|
22
|
|
|
D. Strategi Pemecahan
Masalah ……………
|
28
|
|
|
E. Alasan Pemilihan
Strategi ……………………………
|
||
|
F. Penyusunan
program……………………………………
|
43
|
|
|
G. Penjadwalan…………………………………………………..
|
45
|
|
|
H. Hasil yang Dicapai
……………………………………………
|
53
|
|
|
I.
Kendala yang dihadapi
..........................................
|
61
|
|
|
J.
Faktor – faktor pendukung .................................
|
62
|
|
|
K.
Alternatif pengembangan ............................
|
65
|
|
BAB IV
|
SIMPULAN
...................................
|
68
|
|
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................
|
70
|
||
LAMPIRAN
– LAMPIRAN
|
|
||
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang Undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 telah disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Mutu pendidikan tercapai
apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan prasarana serta biaya
apabila seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Namun dari beberapa
komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah tenaga kependidikan yang
bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan tanggung
jawab
Pendidikan yang bermutu sangat
membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga kependidkan mempunyai
peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan
karakter peserta didik.
Bumi merupakan sebuah anugerah
yang diberikan oleh Tuhan YME kepada makhluk ciptaan-Nya. Di dalam bumi,
terdapat berbagai macam kekayaan alam yang sangat penting bagi kebutuhan setiap
makhluk hidup. Manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna dan
memiliki akal juga pikiran. Maka dari itu, manusia seharusnya menjaga,
melindungi dan merawat bumi beserta isinya yang telah diberikan-Nya. Dimulai
dari daratan, lautan, gunung, hutan, danau, sungai dan sebagainya. Saat ini, sangat
diperlukannya kesadaran masyarakat khususnya peserta didik TK, SD, SMP, dan SMA
serta Masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestariaan lingkungan serta
meningkatkan rasa kepedulian untuk ikut serta dalam kegiatan melestarikan
lingkungan. Kita sebagai penurus bangsa, harus berperan aktif dalam menjaga
lingkungan. Generasi muda merupakan salah satu aset yang mampu membangun
kembali bumi yang sudah mulai terbengkalai. Dengan adanya kesadaran dan rasa
kepedulian generasi muda serta usaha dan kerja keras mampu mengembalikan bumi
ini. Seperti yang dikatakan pepatah, “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi
bukit”. Salah satu contoh kecil yang dapat dilakukan seperti membuang sampah
pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Undang Undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 mengamanatkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pendidikan merupakan elemen
penting yang tidak pernah terpisahkan dalam kehidupan. Kesadaran tentang
pentingnya pendidikan dalam membangun masa depan yang lebih baik telah
mendorong semua pihak untuk senantiasa melakukan inovasi dengan tujuan
terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan kualitas
lulusan yang mampu bersaing dalam semua aspek kehidupan.
Pemberdayaan sekolah dapat
dilakukan dengan melahirkan paradigma baru yang dapat mcnjadi sebuah strategi
yang difokuskan pada kualitas dengan menggunakan pendekatan yang lebih
profesional dan memberdayakan satuan pendidikan dari pada pendekatan birokrasi
yang membuat manajemen sekolah menjadi sempit, rumit dan kaku.
Satu paradigma pendidikan yang
dianggap relevan saat ini yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
adalah Pendidikan karakter, dimana dalam pendidikan karakter, hal ini berangkat
dengan pemikiran bahwa pendidikan kita tidak hanya memfokuskan pada mutu
kecerdasan saja, tetapi juga memperhatikan nilai dan perilaku yang sesuai
dengan budaya bangsa kita tetapi memiliki daya saing dengan bangsa lain.
Berbagai
program yang dilaksanakan di sekolah belum optimal karena program belum
berfokus pada pelanggan, belum banyak keterlibatan seluruh komponen yang ada di
sekolah, belum optimal adanya aktivitas pengukuran, belum memiliki komitmen
terhadap perubahan dan usaha untuk memperbaiki secara terus menerus, dalam
kaitan ini muncullah salah satu pemikiran kearah peningkatan mutu sekolah
berkarakter melalui Ekstrakurikuler dan
Greeneration yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan
melaksanakan berbagai kebijakan secara luas.
Keberhasilan
pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak, baik sekolah, pemerintah,
masyarakat maupun keluarga. Oleh karena itu untuk mendukung keberhasilan pendidikan
perlu melibatkan komite/orang tua ataupun masyarakat baik dalam pembiayaan maupun
dalam pengawasannya.
SDN
Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang berada di lokasi yang sangat
strategis yang berada di jalur jalan Onggorawe-Mranggen, masyarakatnya sebagian
besar sudah sadar akan kebutuhan pendidikan, maka sudah selayaknya untuk
dilibatkan dalam memajukan pendidikan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak. Dengan menerapkan Ekstrakurikuler dan Greeneration ini diharapkan SDN Tambakroto
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi sekolah pilihan masyarakat khususnya
di wilayah Kecamatan Sayung khusunya sebelah selatan jalan raya Semarang Demak.
Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu sekolah berkarakter di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak adalah melalui Ekstrakurikuler
dan greeneration.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas
serta hasil pengamatan penulis, maka
permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Pengembangan
bakat
dan potensi peserta didik apa
adanya
b.
Keterlibatan seluruh komponen kurang
c.
Prestasi peserta didik belum optimal
d. Belum
Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e.
Pendidikan karakter belum nampak
1.3 Perumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah
pada : Bagaimana Upaya peningkatan mutu sekolah berkarakter melalui
ekstrakurikuler dan greeneration di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten
Demak?
Sedangkan
sub-pokok rumusan masalah adalah:
a.
Bagaimana
upaya pengembangan bakat dan potensi peserta didik di SDN Tambakroto?
b. Bagaimana keterlibatan seluruh
komponen di SDN Tambakroto?
c. Upaya apa untuk meningkatkan prestasi
peserta didik SDN Tambakroto?
d. Kegiatan apa untuk mewujutkan generasi
muda cinta lingkungan hijau di SDN Tambakroto ?
e. Bagaimana implementasi pendidikan
karakter di SDN Tambakroto?
1.4 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas,
karya tulis ini bertujuan:
a.
Pengembangan
bakat
dan potensi peserta didik
b.
Keterlibatan
seluruh komponen
c.
Prestasi
peserta didik meningkat
d.
Nampak
kegiatan cinta lingkungan hijau
e.
Pendidikan
karakter
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Praktis
a. Kepala
Sekolah akan memperoleh masukan sebagai
bahan evaluasi diri dan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan
bahkan mereformasi pola kegiatan manajemen sekolah dalam
rangka upaya pembinaan profesionalisme
guru dan peningkatan mutu sekolah berkarakter.
b. Bagi
Pengambil Kebijakan (Dinas Pendidikan), akan
memperoleh bahan masukan tentang peta mutu
sekolah berkarakter sehingga dalam pengambilan keputusan/
program kebijakan peningkatan mutu sekolah
berkarakter secara keseluruhan menjadi tepat
sasaran.
c. Bagi
Guru, akan memperoleh wawasan,
pengetahuan yang akan mampu memotivasi
peningkatan kinerja dan profesionalismenya.
1.5.2 Manfaat Teoritis
a. Hasil
penelitian dapat menjadi bahan kajian dan bahan
pertimbangan bagi pelaksana manajemen
sekolah sehingga diharapkan lebih tepat guna
dan berhasil guna.
b. Dapat
dimanfaatkan sebagai referensi untuk
menambah wawasan pengetahuan, sehingga dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian
dan pengembangan sekolah di kemudian hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Mutu Sekolah Berkarakter
2.1.1 Mutu
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mutu adalah berkaitan dengan baik buruk suatu benda; kadar; atau
derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas, 2001: 768).
Secara umum mutu atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau tersirat (Depdiknas, 2002: 7).
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses
pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh
komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor
dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi,
sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya
lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam
konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada
setiap kurun waktu tertentu (Suryosubroto, 2004: 2010).
2.1.2 Konsep Mutu Pendidikan
Menurut Suryadi (2009: 24),
mutu mengandung makna derajad (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/
upaya) baik berupa barang maupun jasa. .Dalam pandangan Ariani (dalam Suryadi,
2009: 24), bahwa mutu memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus (continous improvement process) yang
dapat diukur baik secara individual, sekolah, korporasi, dan tujuan kinerja
nasional.
2.1.3 Konsep Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan.
Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:
28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude
yang berarti kecakapan,
yaitu mengenai kesanggupan – kesanggupan tertentu”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi
atau kemampuan kalau
diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan
yang nyata”
Syahmuhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan
sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada
upaya pendidikan dan latihan”.
Sukardi, bakat adalah mutu yang dimiliki individu yang
memungkinkan dirinya dapat berkembang dimasa yang akan datang.
Kartini Kartono (1979) bakat adalam mencakup segala
faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupan yang kemudian
menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapankhusus tertentu. Bakat bersifat
laten potensial (dapat berkembang )
dapat diaktifkan potensinya.
Jenis – jenis bakat khusus menurut Utami Munandar (1987) ada 5 bidang :
- Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka –angka (numerik), logika bahasa dan sejenisnya.
- Bakat Khusus dalam bidang kreatif produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lain –lain.
- Bakat Khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik, menciptakan lagu, melukis indah dalam waktu yang singkat dan lain –lain.
- Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tenis dan keterampilan teknik.
Bakat kusus bidang sosial
misalnya sangat mahir melakukan negosiasi, mahir berkomunikasi, dan sangat
mahir dalam kepemimpinan.
2.1.4 Konsep Prestasi Belajar
Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli
psikologi tentang pengertian prestasi
belajar adalah sebagai berikut :
Menurut Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian
prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor”.
Menurut Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa “prestasi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang
dicapainya”.
Menurut S.Nasution (1996: 17) prestasi belajar adalah
“kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi 3
aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor. Sebaiknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga
kriteria tersebut.
1.1.5 Sekolah Berkarakter
1.1.5.1 Pengertian Karakter
Apabila
ditinjau dari bahasa dan pengartiannya sebetulnya bahasa karakter ini masihlah
sangat luas, tetapi disini akan kita lihat beberapa pengertian secara umum yang
ada di lapangan. Karakter menurut Wikipedia (2008 : 1) bisa digambarkan sebagai
sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang
tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Tim prima pena (2006 : 234)
membuat pemahaman karakter yang cenderung ke sifat manusia seperti watak,
tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Pendidikan
karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter
adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang
baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun
banyak orangtua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang
pendidikan karakter. Selain itu Daniel Goleman juga mengatakan bahwa banyak
orangtua yang gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya entah karena kesibukan
atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak. Namun ini semua dapat
dikoreksi dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah.
Jadi,
pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgen untuk dilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan mutu lulusan
SD, SMP dan SMU, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia.
Mahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu tujuh dosa fatal, yaitu "education
without character" (pendidikan tanpa karakter). Dr. Martin Luther King
juga pernah berkata: "Intelligence plus character... that is the good
od true education" (Kecerdasan plus karakter... itu adalah tujuan
akhir dari pendidikan sebenarnya).
Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,
yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru
berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya.
Menurut T.
Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi
anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang
baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga
negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah
nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan
bangsanya.
Oleh karena
itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia
adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi
muda.
Sekolah
berkarakter yang dimaksut penulis adalah sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter
2.1.5.2 Pembentukan karakter di sekolah
Dalam hubungan
ini maka apa yang disarankan Unesco perlu diperhatikan yaitu bahwa pendidikan
harus mengandung tiga unsur: (a) belajar untuk tahu (learn to know). (b)
belajar untuk berbuat (learn to do). (c). belajar untuk bersama (learn
to live together). Unsur pertama dan kedua lebih terarah membentuk having,
agar sumber daya manusia mempunyai kualitas
2.1.5.3 Peranan Kepala Sekolah dalam
Proses Peningkatan Mutu Pendidikan
Peningkatan
mutu pendidikan dalam wilayah mikro dapat terlihat dari mutu pembelajaran (Suryadi, 2009: 3). Sejauh mana pelaksanaan tugas guru dapat
dilakukan secara professional dan optimal merupakan kunci pencapaian tujuan
pendidikan (Mukhtar dan Iskandar, 2009: 270).Peningkatan kinerja guru dalam
melaksanakan tugas pembelajaran menjadi pusat perhatian untuk ditingkatkan,
sebab disitulah inti permasalahan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
(Suhardan, 2010: 75).
Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui
tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah
seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
a.
Kepala
sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
b.
Kepala
sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.
c.
Kepala
sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan.
d.
Kepala
sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh
bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, peserta didik, staf, dan
orang tua peserta didik tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala
sekolah.
e.
Dengan
waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus
dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila
terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.
f.
Kepala sekolah harus
berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat
memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan
dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai
satu keseluruhan yang saling berkaitan.
g.
Kepala
sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah
sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar
belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala
sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
h.
Kepala
sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan
kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran
politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan
prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2)
terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan
sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak,
sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
i.
Kepala
sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah
adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
j.
Kepala
sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang
berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi
tidak luput dari persoalan dn kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi
kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat
menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Dalam
menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai
pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah
memahami dan mengetahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang
menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh
Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan hubungan antar perseorangan;
(b)Peranan informasional; (c)Sebagai pengambil keputusan.
2.2 Pengertian
Ekstrakurikuler dan Greeneration
2.2.1.
Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler
adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah (Anifral
Hendri, 2008: 1-2).
Berdasarkan
pengertian diatas menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu
pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan kepribadian peserta didik
cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu. RB.Cattele dalam Anifral
Hendri (2008 : 2) menyatakan bahwa kepribadian seseorang menunjukkan apa yang
ingin diperbuat bilamana ia dalam keadaan senang dan ditempatkan pada situasi
tertentu.
Melalui kegiatan
ekstrakurikuler misalnya olahraga diharapkan peserta didik dapat sehat,
mempunyai daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat terlarang.
Dalam pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler peserta didik diarahkan untuk
memilih salah satu cabang olahraga, seni budaya, pembinaan peserta didik
berprestasi yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan peserta didik, pada
kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya
dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, Kejuaraan daerah (Kejurda),
Dinas, lembaga-lembaga maupun kompetisi lainnya. Ekstrakurikuler Olahraga, yang
meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati di sekolah tersebut, misalnya: Sepak bola,
Senam, tenis meja, catur, atletik dan lain sebagainya. Selain itu ada kegiatan
Ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka, ekstrakurikuler lain yaitu computer,
rebana, iman taqwa, Seni Budaya ada mocopat, tari, kegiatan cinta
lingkungan, kegiatan field trip atau
studi wisata dan lain-lain
Kegiatan Ekstrakurikuler atau pengembangan diri merupakan kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum
sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Banyak
peserta didik yang
kurang mengetahui bakat dan minat yang ada pada dirinya, sehingga peserta didik
juga kurang maksimal dalam pemilihan kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration
di sekolahnya. Dalam hal ini guru sangat dibutuhkan dalam berperan mengarahkan
peserta didik didik untuk memilih kegiatan Ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Sementara itu kegiatan
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran, baik
itu dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah namum masih dalam
ruang lingkup tanggung jawab
sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler ini bertujuan untuk memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan peserta didik mendorong pembinaan nilai dan
sikap mereka demi untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Peserta
didik dalam hal ini dapat memilih kegiatan Ekstrakurikuler yang mana yang ia
minati yang sesuai dengan kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan
Ekstrakurikuler ini mengutamakan pada kegiatan kelompok.
Ada beberapa hal yang perlu
dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler seperti;
a.
Meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilam peserta didik,
b.
Mendorong bakat dan minat mereka,
c.
Menentukan waktu,
Selain itu kegiatan
Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti;
a.
kepramukaan,
b.
usaha kesehatan sekolah
c.
patroli keamanan sekolah
d.
peringatan hari-hari besar agama dan nasional
e.
pengenalan alam sekitarnya
f.
olah raga
g.
Seni Budaya dan lain sebagainya.
Sedikitnya terdapat 8 (delapan) langkah
pemberdayaan , dalam kaitannya dengan Ekstrakurikuler (menurut Mulyasa : 2006 ) , yaitu :
a.
Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana
program pemberdayaan
b.
Mengidentifikasi dan membangun kelompok peserta didik di
sekolah.
c.
Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat
secara langsung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah.
d.
Membentuk komite sekolah yang terdiri dari unsur sekolah,
unsur masyarakatdi bawah pengawasan pemerintah daerah.
e.
Menyelenggarakan pertemuan – pertemuan dengan para anggota
komite sekolah.
f.
Mendukung aktivitas kelompok yang tengah berjalan .
g.
Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah, dan
masyarakat.
h.
Menyelenggarakan lokakarya untuk evaluasi.
Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina
dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini
menurut Mulyasa (2006 ) akan
membentuk :
a.
Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan
lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat.
b.
Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena
mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
c.
Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak
yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya
pendidikan di sekolah.
2.2.1.1 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi
kegiatan Ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi,
bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler
untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
2.2.1.2 Jenis kegiatan Ekstrakurikuler
Anifral Hendri (2008 : 2 - 3), mengemukakan pendapat umumnya
mengenai beberapa jenis kegiatan Ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk yaitu :
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan
Peserta didik (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba
keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya,
cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
Kontrubusi
kegiatan ekstra kelas terhadap masyarakat, menurut Burrup, antara lain adalah
sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
hubungan antara sekolah dengan masyarakat dengan cara yang lebih baik (to
promote better school and community relation).
b.
Mendorong masyarakat agar memberikan perhatian
yang lebih besar guna membantu sekolah (to encourage greater community
interest in an support of the school).
Kontribusi
kegiatan ekstra kelas terhadap perbaikan kurukulum, menurut Burrup adalah
sebagai berikut:
a.
Melengkapi
dan memperkaya pengalaman kelas peserta didik (to supplement or enrich
classroom experiences).
b.
Mengeksplorasi
pengalaman-pengalaman belajar baru yang mungkin dapat dipadukan dengan lebih
tepat di dalam kurikulum (to explore new learning experiences which may
ultimately be incorporated into curriculum).
c.
Memberikan
peluang kepada peserta didik untuk memanfaatkan bimbingan individual dan
kelompok (to provide additional opportunity for individual and group
guidance).
d.
Memotivasi
pengajaran di kelas (to motivate classroom instruction).
Kontribusi
kegiatan ekstra kelas terhadap keefektifan administrasi sekolah, menurut Burrup
adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
keefektifan kerja sama antar para peserta didik, guru-guru, staf administrasi
dan supervisi (to foster more effective team work betwen student, faculty,
and administrative and supervisory personnel).
b.
Untuk
lebih memperasatukan berbagai bagian dalam sekolah (to integrate more
closely the several divisions of the school).
c.
Untuk
memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu para remaja dalam
menggunakan waktu senggangnya (to provide less restricted opportunities
designed to assist youth in the worth–while utilixation of their spare time).
Memberi peluang yang lebih baik kepada guru agar lebih
mengerti kekuatan yang dapat memotivasi para peserta didik dalam memberikan
respons terhadap berbagai situasi problematik yang mereka hadapi
2.2.2 Greeneration
Greeneration adalah dua kata
dari kata green yang artinya hijau
dan generation yang artinya generasi.
Dimaksutkan penulis di sini adalah generasi yang cinta lingkungan hijau.
2.2.2.1 Tujuan
a.
Menciptakan lingkungan sekolah dan suasana kerja
yang nyaman dan kondusif.
b.
Mengkampanyekan Greeneration (generasi cinta
lingkungan) ,
c.
Memberikan contoh melalui aplikasi media pendidikan
lingkungan di sekolah.
d.
Melaksanakan UKS sebagai perilaku hidup sehat
sehari-hari.
2.2.2.2 Sasaran
a.
Terciptanya lingkungan bersih, indah dan nyaman
serta menyehatkan
b.
Terciptanya perilaku warga sekolah yang perduli
terhadap Kesehatan lingkungan
2.2.2.3 Prinsip – Prinsip Dasar
a.
Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat.
b.
Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan
secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
2.2.2.4 Visi dan Misi
Visi “ Sekolahku Hijau , Bersih dan Sehat karena Aku
Cinta Sehat“ sedang Misi adalah sebagai berikut :
a.
Menciptakan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.
b.
Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat
lingkungan sekolah akan hidup sehat.
c.
Memberikan rasa aman, sejuk, indah kepada anak didik
sehingga tercipta lingkungan sehat.
d.
Meningkatkan prestasi dan pengetahuan anak akan
cinta lingkungan yang sehat.
2.3 Kerangka
Berpikir
Hasil / Dampak
|
Kondisi
Awal
|
Kepala Sekolah belum mewujudkan sekolah
bermutu Berkarakter
|
a. Pengembangan
bakat
dan potensi siswa apa adanya
b.
Keterlibatan seluruh komponen kurang
c. Prestasi
siswa belum optimal
d. Belum
Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e.
Pendidikan karakter belum nampak
|
a.Pengembangan
bakat
dan potensi siswa meningkat
b.
Keterlibatan seluruh komponen meningkat
c. Prestasi
siswa meningkat
d. Nampak
kegiatan cinta lingkungan hijau
e.
Pendidikan karakter nampak
|
Aktivitas
|
Mewujudkan Sekolah Bermutu Berkarakter
melalui Ekstra Kurikuler dan Greeneration
|
Melalui Ekstra
Kurikuler dan Greeneration
|
a.
Pengembangan bakat dan potensi
peserta didik
b.
Keterlibatan seluruh komponen
c.
Prestasi peserta didik meningkat
d.
Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e. Pendidikan karakter
|
Bagan 1: Kerangka Berpikir
BAB III
PEMBAHASAN
MASALAH
3.1 Jenis Karya Tulis
Karya
tulis ini merupakan best practice
yang menggunakan pendekatan ex post facto.
Sudjana dan Ibrahim (2007:60) mengatakan bahwa pendekatan ex post facto
dimulai dengan mendeskripsikan situasi sekarang yang diasumsikan sebagai akibat
dari faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya. Dengan
demikian, peneliti harus menoleh
kebelakang untuk menentukan faktor-faktor
yang diasumsikan penyebab, yang telah beroperasi pada masa lalu.
Dalam
konteks ini penulis melakukan
analisis mengenai perwujudan mutu
sekolah berkarakter yang terdiri atas lima bagian, yakni pendahuluan, landasan
teori dan kerangka berpikir, metodologi
penelitian, pembahasan, simpulan dan rekomendasi.
3.2
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penulisan best practices ini terdiri atas:
1.
Studi dokumentasi, dilakukan dengan menganalisis
dokumen sekolah yang sudah disusun dalam bentuk laporan evaluasi diri sekolah
dan profil sekolah.
2.
Observasi, dilakukan dengan mengadakan pengamatan
terhadap aktivitas peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.
3.
Wawancara, dilakukan dengan mengadakan wawancara yang
bersifat kekeluargaan, seperti sambungrasa dan diskusi dengan warga sekolah.
3.3 Analisis
Analisis dilakukan dengan
menyusun laporan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif terhadap perwujudan mutu
sekolah berkarakter. Perwujudan sekolah dilihat dari permasalahan yang
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pengembangan
bakat
dan potensi peserta didik apa
adanya
2.
Keterlibatan seluruh komponen kurang
3.
Prestasi peserta didik belum optimal
4. Belum
Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
5.
Pendidikan karakter belum nampak
3.4 Pembahasan
Pemberian
otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah
terhadap gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu
pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen
yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan
sekaligus pemberdayaan berbagai komponen masyarakat secara efektif guna
mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Ekstrakurikuler dan Greeneration merupakan suatu konsep yang
menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat
setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan
pemerintah.
3.4.1 Upaya
pengembangan bakat
dan potensi peserta didik
Untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam
diri peserta didik, ada beberapa cara yang yang harus dilakukan guru misalnya:
perkaya dengan macam –macam pengalaman yang membangun motivasi belajar,
rangsanglah peserta didik untuk meluaskan kemampuannya, bimbing peserta didik
dalam melakukan kegiatan, berikan penghargaan atau pujian terhadap hasil kerja
peserta didik,tanamkan rasa optimis kepada peserta didik bahwa mereka bisa
melakukannya, bawa peserta didik ke tempat –tempat di mana mereka bisa
mempelajari hal baru seperti pentas seni musik, museum, galeri seni dan
sebagainya. Berbagai jenis cara tersebut dapat diperoleh peserta didik dalam
kegiatan Ekstrakurikuler dan
Greeneration sebagai alternatif pemecahannya.
Kegiatan
Ekstrakurikuler dan Greeneration yang
ada di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dapat memberikan tempat
bagi peserta didik untuk memilih sesuai
dengan kemampuannya. Setiap
peserta didik tidak dipaksa memilih
jenis kegiatan ekstra. Adapun jenis kegiatan Ekstrakurikuler dan
Greeneration yang ada di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yaitu : Pramuka, Seni
Rebana, Seni
Tari, Olahraga
Tenis meja, catur,
dan Komputer. Jenis
kegiatan tersebut dirasa cukup menjadikan pilihan peserta didik untuk
mengembangkan diri.
Pengembangan minat, atau
kecenderungan hati yang tinggi tentang sesuatu dilakukan dengan
menginvestarisasikan kecenderungan- kecenderungan peserta didik pada bidang
yang diminati. Pelaksanaannya sama dengan pengembangan bakat.
Pengembangan kreativitas peserta didik memerlukan upaya
lebih banyak dan berkualitas dibandingkan menagani bakat dan minat. Kreativitas
yang bermakna kemampuan untuk menciptakan daya dukung dari pihak guru dan
karyawan di sekolah lebih banyak dalam bentuk pembinaan dan dorongan agar
peserta didik mau berbuat sesuatu untuk mencetuskan gagasan sendiri. Dalam
mengajar guru harus berusaha menjiwai falsafah mengajar yang mendorong
timbulnya kreativitas misalnya :
1)
Guru memberi kelonggaran peserta didik berekspresi.
2)
Guru memfasilitasi kebutuhan pengembangan kreatifitas
anak.
3)
Guru sangat mengutamakan pentingnya peserta didik bisa
berkarya.
Kata lain "mampu"
adalah "bisa" atau "sanggup". Untuk mengembangkan kemampuan
atau kesanggupan beberapa upaya yang bisa ditempuh adalah :
1)
Menumbuhkan
keyakinan diri
2)
Bekerja
keras
3)
Terus
belajar
4)
Bersedia
menerima kritik
5)
Membuka
diri demi kemajuan
3.4.2 Penyalurkan
Bakat, Minat, dan Kreativitas Peserta didik
Mewadahi/menyalurkan bakat,
minat, dan kreativitas peserta didik berarti menciptakan daya dukung agar
peserta didik yang memiliki bakat, minat, dan kreativitas pada bidang-bidang
yang disebutkan tadi mendapat saluran Bakat main bola, menyanyi, bermusik,
menari, membaca puisi, menulis cerpen, dan main drama sedapat mungkin diwadahi
oleh sekolah sehingga peserta didik merasa memperoleh penyaluran potensi yang
mereka miliki.
Langkah-langkah yang ditempuh
untuk itu:
1)
Mendata bakat, minat, kreativitas anak.
2)
Mengklasifikasi data sesuai bakat, minat, dan kreativitas
peserta didik.
3) Menyusun program
atau jadwal.
4) Mengalokasikan dana.
5) Menyediakan sarana
yang dibutuhkan.
6) Merencanakan
penampilan karya/berpentas.
7) Melakukan evaluasi.
3.4.3 Melaksanakan
Pemantauan Kemampuan Peserta didik untuk Menyelaraskan Diri dengan Potensi Peserta
didik
Setiap kegiatan dalam bentuk
apa pun terbagi dalam tiga kriteria besar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian. Langkah awal dari penilaian atau evaluasi adalah pantauan. Pantauan
berupa upaya untuk mengetahui, berperan untuk ceking apakah kemampuan seseorang
peserta didik dalam berbagai bidang sebagaimana yang telah dilayani
penyalurannya oleh sekolah berjalan lancar. Di sisi lain pemantauan ini
mempunyai fungsi untuk menentukan kebijakan penanganan pada tahap berikutnya
terlebih-lebih demi sukses program yang telah dilaksanakan.
Hasil
pantauan adalah catatan-catatan penting mengenai pelaksanaan berbagai kegiatan tentang seluruh individu
peserta didik. Catatan itu secara garis besar mengenai hal-hal :
1)
Bagaimana kondisi umum kemampuan peserta didik
2)
Kendala apa yang terjadi pada masing-masing bidang
3)
Adakah kemampuan yang menonjol pada masing-masing
bidang
Karena fungsi pantauan
adalah untuk menentukan langkah ke depan, maka setelah dilakukan pantauan itu
beberapa kegiatan yang menyertai adalah :
1) Melakukan
review untuk tindak lanjut demi langkah perbaikan. Misalnya dalam
kenyataan terdapat beberapa orang peserta didik yang setelah melaksanakan
berbagai kegiatan ternyata kemampuannya sangat minim. Berarti, ada
ketidakcocokan antara hasil tes atau penjajakan atau pun penentuan oleh sekolah
tentang sesuatu pilihan berkenaan kemampuan peserta didik.
2) Melakukan pembenahan. Peserta didik yang terlihat
kurang berkemampuan dibangkitkan semanaatnya. Atau
sangat mungkin justru terjadi
perubahan. Ada alternatif, karena sesuatu pertimbangan peserta didik menjadi
memilih bidang yang lain, meskipun telah mengikuti kegiatan selama beberapa
waktu.
3)
Melakukan tindak lanjut
berkenaan poin 2). Misalnya kalau didapati anak sangat berbakat sehingga penanganannya harus
berbeda dengan para peserta didik pada umumnya. Misalnya kalau seorang anak
SLTP ternyata mempunyai prestasi olah raga tenis yang sangat mengagumkan. Atau,
bisa menghasilkan lukisan dalam kualitas yang menakjubkan. Dalam hal yang
demikian itu, terkait dua peserta didik yang mempunyai
kemampuan luar biasa itu harus mendapatkan layanan dari pihak sekolah. Cara
yang diambil misalnya dengan menitipkan kedua anak berprestasi itu kepada
klub-klub kenamaan / sanggar-sanggar ternama.
Dalam
melaksanakan pemantauan, hendaknya perlu diingat hal-hal berikut : 1) Pemantauan harus
kontinyu, 2) Dilakukan
secara objektif, 3) Kriteria
pemantauan harus jelas.
3.4.4 Keterlibatan seluruh
komponen
Dengan
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sekolah, pemerintah akan terbantu baik
dalam kontrol maupun pembiayaan pendidikan. Dengan menggunakan model
Ekstrakurikuler dan Greeneration komite/masyarakat akan terlibat secara tidak langsung,
baik dalam penyusunan program pada awal tahun pelajaran maupun dalam
pelaksanaan kegiatannya, sehingga apa yang dilaksanakan oleh sekolah akan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat.
Setiap
awal tahun pelajaran, masyarakat melalui komite sekolah selalu dilibatkan dalam
penyusunan program kerja sekolah yang berupa Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS), dalam RKAS akan termuat program akademik maupun non akademik,
sampai pada pembiayaan yang diperlukan selama satu tahun ke depan, dengan demikian
masyarakat merasa ikut menyusun program kegiatan sehingga akan merasa ikut
bertanggung jawab terhadap program tersebut.
Keterlibatan
masyarakat yang tinggi dalam pengelolaan pendidikan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dan akan menjadi
salah satu sekolah yang dicintai oleh masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan
Sayung
Pemberdayakan
berbagai komponen masyarakat secara efektif, dapat mendukung kemajuan dan
sistem yang ada di sekolah. Dalam rangka inilah Ekstrakurikuler dan Greeneration
tampil sebagai alternative paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan.
Ekstrakurikuler dan Greeneration
merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan
kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah agar dapat
mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat
antara sekolah, dan masyarakat
3.4.5 Upaya
meningkatkan prestasi peserta didik
Kegiatan
pengembangan diri merupakan peluang bagi sekolah kami meraih prestasi. Hal
tersebut tidak semua sekolah memiliki kiat untuk menggalinya. Oleh
karena itu hal tersebut merupakan peluang besar bagi sekolah kami untuk
menggalinya demi mencapai prestasi. Harapan
sekolah kami dengan meningkatkan prestasi dibidang non akademik akan mampu
mendongkrak pamor SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi
sekolah bermutu
dan berkarakter dan menjadi pilihan masyarakat.
3.4.6 Kegiatan untuk mewujutkan generasi muda cinta
lingkungan hijau
Kegiatan Generasi Cinta Lingkungan Hijau
(Greeneration)
a. Peduli dan cinta lingkungan sekitar
b. Peduli dan cinta tanaman, hewan dan mahluk
hidup lain
c. Peduli kebersihan, keamanan lingkungan
3.4.7 Strategi
Pembentukan Karakter dan Generasi Cinta Lingkungan Hijau (Greeneration)
a. Keteladanan
b. Pembiasaan
c. Penanaman
kedisiplinan
d. Menciptakan
suasana yang konduksif
e. Integrasi
dan internalisasi
f.
Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi
nilai dalam pendidikan jasmani.
g. Membangun
landasan kepribadian yang kuat, sikap cintai damai, sikap sosial dan toleransi
dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
h. Menumbuhkan
kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar dalam pendidikan
jasmani.
i.
i Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas
jasmani dan olahraga, serta memahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan
kinerja.
j.
Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak
asasi orang lain melalui pengamalan fair play dan sportivitas.
k. Menumbuhkan
self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran
terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.
l.
Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi
keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
m.
Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani dan pola hidup sehat.
n. Menumbuhkan
kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam
aktivitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya.
o. Menumbuhkan
kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani
yang bersifat rekreatif.
Alternatif
pemecahan masalah yang dipilih sebagai berikut:
a.
Menyadarkan
dan membimbing guru memahami akan tugas dan tanggung jawabnya untuk membantu perkembangan
bakat dan potensi yang ada dalam diri peserta didik secara optimal.
b.
Kegiatan Ekstrakurikuler
dan Greeneration dimanfaatkan
sebagai media bagi peserta didik untuk mengoptimalkan perkembangan bakat atau
potensi yang ada dalam diri peserta didik.
3.4.8 Implementasi
pendidikan karakter
Kesepakatan nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa, sebagai berikut:
a.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian integral
yang tak terpisahkan dari pendidikan nasional secara utuh.
b.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara
komprehensif sebagai proses pembudayaan. Oleh karena itu, pendidikan dan
kebudayaan secara kelembagaan perlu diwadahi secara utuh.
c.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan orangtua. Oleh karena itu,
pelaksanaan budaya dan karakter bangsa harus melibatkan keempat unsur
tersebut.
d.
Dalam upaya merevitalisasi pendidikan
budaya dan karakter bangsa diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat
kebersamaan dalam pelaksanaan di lapangan.
Menetapkan
bahwa pendekatan-pendekatan yang dipakai dalam pengembangan pendidikan
karakter. Pertama adalah keteladanan;
pembelajaran; pemberdayaan dan pembudayaan; lalu diikuti dengan penguatan
terus menerus; dan baru semua proses itu dievaluasi.
Keteladanan
menjadi kunci sangat penting dan itu datang dari perilaku pendidik dan tenaga
kependidikan yang secara konsisten mencontohkan perbuatan baik di setiap gerak
langkah dan interaksi mereka dengan murid, baik dari kegiatan rutin, maupun
spontan dan insidental. Ditambah dengan sekolah yang selalu menjadi tempat yang
menyenangkan untuk belajar.
Pendidikan
karakter bangsa dilakukan melalui integrasi mata pelajaran, pengembangan diri
dan budaya sekolah. Untuk pengintegrasian pendidikan karakter dalam mata
pelajaran Kemdiknas melakukan kajian atas standar kompetensi (SK), kompetensi
dasar (KD) pada standar isi dari mata pelajaran yang ada untuk melihat apakah
nilai-nilai karakter sudah masuk ke dalamnya. Kemdiknas menyusun matrik-matrik
keterkaitan antara SK, KD dengan nilai-nilai karakter serta
indikator-indikatornya sebagai panduan sekolah untuk menentukan nilai karakter
mana yang akan dipilih untuk dikembangkan. Ini akan membantu sekolah/guru dalam
merencanakan bagaimana mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses
pembuatan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), termasuk untuk
mengembangkannya di atas standar minimal ini.
Terkait itu,
nilai-nilai karakter dilengkapi dengan deskripsinya juga disusun sedemikian
rupa dengan merujuk kepada empat sumber yaitu Agama, Pancasila, Budaya dan
Tujuan Pendidikan Nasional. Dari empat sumber itu diidentifikasi ada 18 nilai
karakter
Pengintegrasian
pendidikan karakter bangsa melalui mata pelajaran tidak hanya dilakukan pada
materi pelajaran tetapi juga dilakukan dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dilakukan secara aktif dan menyenangkan oleh peserta didik
Sekolah
mengidentifikasi pengintegrasian pendidikan karakter dalam program
pengembangan diri yaitu program kegiatan untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai kebutuhan, bakat dan minat peserta didik. Kegiatan pengembangan
dilakukan secara terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan
terprogram meliputi bimbingan konseling (individual, kelompok tatap muka guru
BP masuk ke kelas) dan kegiatan ekstrakurikuler (Kepramukaan, UKS, KIR, olah
raga, kerohanian, seni budaya, kesehatan reproduksi remaja, latihan dasar
kepemimpinan).
Kegiatan tidak
terprogram dapat dilakukan melalui: pertama, kegiatan rutin sekolah yaitu
kegiatan yang dilakukan terjadwal seperti piket kelas, ibadah, berdoa sebelum
dan sesudah pembelajaran, bakti sosial; kedua, kegiatan spontan, yaitu
aktivitas tidak terjadwal dalam kejadian khusus, seperti memberi dan menjawab
salam, meminta maaf, berterima kasih, mengunjungi orang sakit; ketiga,
keteladanan, kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari, seperti performa guru,
mengambil sampah yang berserakan, mengucapkan salam, menghargai pendapat orang
lain.
Selain
indikator mata pelajaran, kemdiknas juga mengembangkan indikator lain, yaitu
indikator keberhasilan kelas dan sekolah dalam mengembangkan pendidikan
karakter. Dengan indikator ini guru dan kepala sekolah dapat merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah masing-masing. Indikator keberhasilan
kelas terlampir
Kepala sekolah
dan guru harus secara tajam melihat bagaimana perkembangan anak didiknya dalam
berbagai indikator nilai karakter yang dituju. Guru harus bisa dan telaten
dalam membuat anecdotal record (catatan yang dibuat guru
ketika melihat adanya perilaku yang berkenan dengan nilai yang dikembangkan).
Dibutuhkan dedikasi yang tinggi untuk melihat indikator-indikator kualitatif
dari perkembangan sang murid. Termasuk kejelian guru dalam melihat dan memaknai
kegiatan spontan ataupun insidental murid dalam konteks karakter.
Dari hasil
pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, melalui
supervisi kepala sekolah, guru harus dapat memberikan
kesimpulannya/pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu
nilai. Kapan seorang murid bisa dikatakan karakternya belum terlihat, mulai
terlihat, mulai berkembang, atau di tingkat paling tinggi sudah membudaya.
Artinya kepala sekolah dan guru yang terlibat sebagai aktor utama pendidikan
karakter ini haruslah merupakan profesional sejati yang waktu, fikiran, dan
tenaganya ada di sekolah tersebut.
3.5 Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Ada tiga peranan
kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Peranan hubungan antar perseorangan
1. Peranan hubungan antar perseorangan
• Figurehead, figurehead berarti lambang
dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
• Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah
adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah
sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk
mencapai tujuan.
• Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi
penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di
luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara
guru, staf dan peserta didik.
2. Peranan informasional
• Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu
mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi
yang berpengaruh terhadap sekolah.
• Sebagai disseminator. Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para
guru, staf, dan orang tua murid.
• Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan
informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
3. Sebagai pengambil keputusan
• Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha
memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program
yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang
timbul di lingkungan sekolah.
• Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance
handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan
memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
• Orang yang menyediakan segala sumber (A
Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan
meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan
dan dibagikan.
• Anegotiator roles. Kepala sekolah harus mampu
untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi
kebutuhan sekolah.
3.6 Peranan
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Secara
garis besar, ruang lingkup tugas kepala sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam
dua aspek pokok, yaitu pekerjaan di bidang administrasi sekolah dan pekerjaan
yang berkenaan dengan pembinaan profesional kependidikan. Untuk melaksanakan
tugas tersebut dengan sebaik – baiknya, ada tiga jenis ketrampilan pokok yang
harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu
ketrampilan teknis ( technical skill), ketrampilan berkomunikasi ( human
relations skill ) dan ketrampilan konseptual (conceptual skill ).
Menurut
persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama dilandasi
oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala sekolah
terletak pada stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal ini merupakan
landasan psikologis untuk memperlakukan stafnya secara adil, memberikan
keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku dan melaksanakan tugas.
Dalam
konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan kemampuannya membina
kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim kerja terbuka yang bersifat
kemitraan, serta meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua murid. Dengan
demikian, kepala sekolah bisa mendapatkan dukungan penuh setiap program
kerjanya.
Keterlibatan
kepala sekolah dalam proses pembelajaran peserta didik lebih banyak dilakukan
secara tidak langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para guru dan upaya
penyediaan sarana belajar yang diperlukan.
Kepala
sekolah sebagai komunikator bertugas menjadi perantara untuk meneruskan
instruksi kepada guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada
instansi kepada para guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada
instansi vertikal maupun masyarakat. Pola komunikasi dari sekolah pada umumnya
bersifat kekeluargaan dengan memanfaatkan waktu senggang mereka. Alur
penyampaian informasi berlangsung dua arah, yaitu komunikasi top-down, cenderung
bersifat instruktif, sedangkan komunikasi bottom-up cenderung berisi pernyataan
atau permintaan akan rincian tugas secara teknis operasional. Media komunikasi
yang digunakan oleh kepala sekolah ialah : rapat dinas, surat edaran, buku
informasi keliling, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang
disampaikan secara lisan.
Dalam
bidang pendidikan, yang dimaksud dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan
makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat
disebutkan beberapa kata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar (fitness
to standard), sesuai penggunaan pasar/pelanggan (fitness to use), sesuai
perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements), dan sesuai lingkungan
global (fitness to global environmental requirements).
Adapun
yang dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam
pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dalam
pandangan masyarakat umum sering dijumpai bahwa mutu sekolah atau keunggulan
sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung dan jumlah
Ekstrakurikuler yang disediakan. Ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa
kualitas sekolah dapat dilihat dari jumlah lulusan sekolah tersebut yang
diterima di jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk dapat memahami kualitas
pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di
sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu
komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan
hasil.
Dalam
pelaksanaan manajemen peningkatan mutu, Kepala sekolah harus senantiasa
memahami sekolah sebagai suatu sistem organic. Untuk itu kepala sekolah harus
lebih berperan sebagai pemimpin dibandingkan sebagai manager.
Sebagai
leader maka kepala sekolah harus :
1.
Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa
2.
Lebih bersandar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar
pada kekuasaan atau SK.
3.
Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi.
Bukannya menciptakan rasa takut.
4. Senantiasa menunjukkan bagaimana cara
melakukan sesuatu daripada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu
5. Senantiasa mengembangkan suasana antusias
bukannya mengembangkan suasana yang menjemukan
6. Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada
daripada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh ketangguhan
bukannya ogah-ogahan karena serba kekurangan
Pemberdayaan
sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukan sikap
tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga dapat ditunjukan sebagai
sarana peningkatan, efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.Penekanan
aspek-aspek tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu.Sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah.Dengan melibatkan masyarakat dalam
mengelola sekolah, pemerintah akan terbantu baik dalam control maupun
pembiayaan sehingga pemerintah lebih berkonsentrasi pada permasalahan yang
lain.
Tujuan
utama Ekstrakurikuler dan Greeneration adalah meningkatkan mutu
sekolah berkarakter. Peningkatan mutu
diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah,
peningkatan profesionalisme guru, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan
suasana yang kondusif.
Ekstrakurikuler dan Greeneration
memberikan peluang bagi Kepala Sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan
inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum,
pembelajaran, manajerial, lainnya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan
profesionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat melalui komite sekolah
mendorong sekolah untuk lebih terbuka, demokratis, dan bertanggung jawab.
Pemberian kebebasan yang lebih luas memberi kemungkinan kepada sekolah untuk
dapat menemukan jati dirinya dalam membina peserta didik, guru, dan petugas
lain yang ada di lingkungan sekolah.
Ekstrakurikuler dan Greeneration
yang ditawarkan sebagai bentuk operasional desentralisasi pendidikan akan
memberikan wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan selama ini.
Kebaruan ini harus diwaspadai dengan mengkaji berbagai sumber. Hal ini penting
agar inovasi yang ada tidak sebatas konsep, tetapi benar-benar dapat
dilaksanakan peserta didikan secara efektif dan efisien. Ekstrakurikuler Dan Greeneration
juga merupakan salah satu wujud dari revormasi pendidikan, yang menawarkan
kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi
para peserta didik. Kewenangan yang diberikan kepada sekolah merupakan inti
dari Ekstrakurikuler Dan Greeneration yang dipandang memiliki
tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan yaitu :
1.
Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung
kepada peserta didik, orang tua dan guru.
2.
Bertujuan memanfaatkan sumber daya lokal.
3.
Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik
4.
Adanya perhatian bersama dalam mengambil keputusan,
memberdayakan guru, dan manajemen sekolah.
3.7 Penyusunan Program
Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud
memilih kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifiksi dalam langkah kebijakan. Pemilihan
demikian harus dilakukan, karena tidak semua kegiatan yang diidentifikasi
tersebut nantinya dapat dilaksanakan. Dengan perkataan lain, penyusunan program
berarti seleksi atas kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam
kebijakan.
Kegiatan
Ekstrakurikuler dan Greeneration harus dikelola dengan baik. Seperti
halnya dalam pembagian tugas mengajar bagi guru harus di sesuaikan dengan
kemampuan guru.
Contoh seorang guru tidak mampu menyanyi tetapi oleh Kepala sekolah dipaksa
untuk mengajar menyanyi, maka
hasil yang capai tidak sesuai dengan harapan bahkan bisa mengecewakan. Identifikasi
kemampuan oleh kepala sekolah sekaligus pengklasifikasian adalah penting dan
harus di lakukan. Dengan
mengidentifikasi kemampuan guru akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil
suatu kebijakan. Menghadirkan para ahli akan lebih efektif ketimbang
memaksakan guru yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang tertentu.
Dalam perekrutan pembimbing selalu memperhatikan
beberapa faktor
yaitu:
1.
Kwalifikasi
Pendidikan pembimbing
2.
Frekwensi
Latihan
3.
Monitoring
dan pengawasan dari kepala sekolah
4.
Tindak
lanjut.
3.8 Penjadwalan
Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan prioritasnya,
urut-urutan dan langkah-langkahnya perlu dijadwalkan agar jelas siapa
pelaksananya, dan dimana hal tersebut dilaksanakan. Dengan adanya jadwal ini
semua personalia yang bertugas dan memberikan bantuan di bidang manajemen
peserta didik akan tahu tugas dan tanggung jawabnya, serta kapan harus
melaksanakan kegiatan tersebut.
Dalam
satu minggu setiap jenis kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration
dilakukan 1 kali dengan jadwal yang telah terprogram
NO
|
HARI/WAKTU
|
JENIS KEGIATAN
|
PEMBIMBING
|
KELAS
|
2
|
Selasa, Sabtu,
Minggu
15.00 – 16.00
|
Senam, Olahraga
:
Sepakbola,
Tenis meja, catur, Bola Voli
|
Aminarni, S.Pd., M.Pd
Maya Kismawati,S.Pd
Galih Mahendra,S.Pd Sunaryo
|
3,4,5
|
3
|
Rabu,
13.30
– 14.00 dan insidental
|
Seni
Budaya:
Mocopat,
Puisi,
,
Tari,
|
Suharti,S.Pd
Wahyuni, Pusporini
|
3,4, 5
|
4
|
Kamis,
13.30
– 14.00
|
Pembinaan
Peserta didik Prestasi
|
Agus P, S.Pd
Dian Pramitasari,S.Pd
Siti Mutohharoh,S.Pd
Tyas Nurvitasari,S.Pd
|
4,5
|
5
|
Sabtu,
13.30
– 14.00
|
Rebana
Senam
(lantai)
|
Yuniati, S.Pd
Siti solekah
Aminarni, S.Pd.,M.Pd
Suparman
|
1
s.d 6
|
6
|
Jumat
15.00
– 17.00
|
Pramuka
|
Sunaryo
Sugeng Harnanto
Juwariyah
|
3,4
dan 5,6
|
7
|
Sesuai
jadwal
|
Iman
Taqwa
|
Yulidatu Q, S.PdI
|
Kelas
1s.d 6
|
Keterangan
: Jadwal Pembiasaan karakter, Iman dan
taqwa diatur Pembina masing-masing
Dari
jadwal yang telah terprogram tersebut dapat membantu peserta didik dalam mengikuti kegiatan.
Kegiatan Ekstrakurikuler dan greeneration akan lebih efektif bila
dilakukan monitoring dari kepala sekolah secara berkala untuk mengevaluasi
kemajuan kegiatan.
Dari
15 personil pembimbing kegiatan
Ekstrakurikuler dan greeneration tersebut 80 %
dilakukan oleh guru dari SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tetapi
20 % dari luar sekolah sesuai
keahliannya. Dengan
langkah tersebut kami lakukan bukan
berarti kami selaku kepala sekolah tidak
mau menghargai kemampuan guru, tidak
demikian. Justru
kami bersikap demikian karena kami paham betul akan kemampuan guru dan kami tidak akan bermain paksa karena pekerjaan
pokok guru sangat luar biasa padat.
Tidak
ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah institusi tanpa biaya. Semua
unsur kegiatan tentu saja harus dianggarkan dalam sebuah Rencana Kerja Tahunan. Yang
di lakukan oleh SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak adalah
melakukan koordinasi dengan pihak Komite Sekolah demikian juga Pengurus Paguyuban yang ada di
setiap Kelas. Sekolah
yang bermutu biasanya didukung dengan biaya yang banyak. Biaya
saja juga tidak cukup tanpa di dukung dengan alat / media pembelajaran. Jadi
menurut kami kegiata
Ekstrakurikuler dan greeneration tersebut dapar berhasil di dukung oleh beberapa unsur
antaranya : Pembina yang professional, biaya, kesempatan, dan
alat atau media pelajaran.
3.9 Menyiapkan
Perangkat Pemantau Bakat, Minat, Kreativitas, dan Kemampuan
Peserta didik
Untuk memantau bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan
peserta didik diperlukan beberapa perangkat. Perangkat yang paling sederhana
adalah lembar-lembar catatan. Selain catatan, bakat, minat dan kreativitas
serta kemampuan juga dapat dipantau dengan daftar isian atau angket. Kepada
peserta didik disodorkan sejumlah pernyataan agar diselaraskan dengan
keberadaan diri mereka.
Perangkat lain pemantau bakat, minat, kreativitas, dan
kemampuan adalah tes. Dengan menjalani testing berbagai potensi seorang peserta
didik akan terjaring.
3.9.1 Fasilitas olah raga
Sekolah
tidak banyak mempunyai:
a) lapangan sepak bola,
memakai halaman sekolah
b) lapangan voli,
memakai halaman sekolah.
c) lapangan badminton,
belum memiliki yang layak
d) lapangan tenis,
memakai halaman sekolah
e) lapangan tenis meja,
memiliki
f) gedung/hall olah
raga, belum memiliki
g) berbagai sarana olah
raga senam lantai .
Berbagai
sarana olah raga seperti dimaksud pada adalah bermacam perlengkapan pendukung
olah raga sendiri yang berupa fasilitas tambahan hingga peralatan pokok olah
raga. Piranti-piranti olah raga di dalam gedung misalnya matlas, berlapis-lapis
boks untuk ketangkasan olah raga dalam ruangan. Termasuk peralatan olah raga
adalah bermacam bola raket, net, kostum yang semua itu diperlukan demi terselenggaranya
kegiatan olah raga secara memadai di sekolah.
3.9.2 Fasilitas Seni
Fasilitas seni adalah bermacam peralatan untuk mengembangkan bidang seni. Sejumlah bidang seni
yang dapat dikembangkan adalah :
a) Seni Sastra :
Fasilitas seni sastra misalnya sejumlah buku
literatur, buku buah karya pilihan yang berupa puisi, novel, dan naskah-naskah
drama. Fasilitas seni sastra lain misalnya media menuangkan gagasan dalam
bentuk majalah dinding, majalah sekolah, papan tempel surat kabar/ majalah;
ruang berlatih, drama, dan fasilitas pengeras suara yang canggih, kaset, CD,
dan piranti mengatur tata lampu pentas.
b) Seni
Tari:
Fasilitas yang dibutuhkan dalam seni tari adalah gamelan; tape
recoder; costum pentas; dan belum
memiliki ruang khusus yang diperuntukkan kiprah mereka yang menggeluti bidang
ini.
3.10 Hubungan
Kegiatan Greeneration Dengan Kompetensi dan Karakter Peserta didik
Dalam pelaksanaan di
bidang Akademik yang terintegrasi dalam mata pelajaran :
1. Agama dan
Al-Qur’an
·
Asmaul Qusnah
·
Melatih rasa amanah.
·
Menumbuhkan rasa empati kepada sesama.
·
Menumbuhkan jiwa keperdulian terhadap sesama.
·
Melatih cara beretika terhadap orang lain.
·
Melatih bagaimana cara berbicara dan berargumentasi di depan
umum.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
·
Melatih rasa percaya diri.
·
Menumbuhkan jiwa leadership.
·
Melatih cara berinteraksi terhadap masyarakat.
·
Melatih jiwa juang, pantang menyerah dan sikap bertanggung
jawab.
·
Melatih kemampuan menyelesaikan masalah.
·
Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati
terhadap sesama.
·
Menghormati satu sama lain (menghargai perbedaan)
·
Menumbuhkan sikap demokratis.
·
Menghargai para perintis dan pejuang.
3. Bahasa Indonesia
·
Melatih keterampilan berbahasa dan berkomunikasi dengan
baik.
·
Melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
·
Melatih bagaimana cara membuat surat- surat sesuai
dengan ketentuannya.
4. Ilmu Pengetahuan Alam
·
Menambah pengetahuan (Penghijauan)
·
Praktek langsung tentang proses pembuatan pupuk, budidaya
tanaman, pemanfaatan limbah menjadi barang bernilai ekonomi
5. Ilmu Pengetahuan
Sosial
·
Melatih bagaimana
cara pemetaan wilayah, ekonomi, budaya, agama dan pendidikan dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara
6. Matematika / Ekonomi (Koperasi Sekolah)
·
Membantu memperlancar keterampilan dalam berhitung.
·
Praktek membuat laporan pertanggungjawaban keuangan
·
Praktek membuat neraca keuangan ( rencana pemasukan, rencana
pendapatan, dan rencana pengeluaran
·
Mampu menciptakan dan memanfaatkan peluang bisnis
(kewirausahaan)
7. Muatan Lokal Bahasa Jawa/Bahasa Inggris
·
Meningkatkan kemampuan berbahasa
·
Menemukan kosa kata baru dalam berbagai kegiatan selama
kegiatan greeneration
3.11 Pelaksanaan di
bidang Non Akademik yang terintegrasi dalam kegiatan ekstra kurikuler:
1. Pramuka
·
Melatih disiplin dan sikap bertanggung jawab
·
Menumbuhkan jiwa leadership.
·
Melatih cara berinteraksi terhadap masyarakat.
·
Melatih jiwa juang, pantang menyerah.
·
Melatih kemampuan menyelesaikan masalah.
·
Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati
terhadap sesama.
·
Menghormati satu sama lain (menghargai perbedaan)
2. Komputer
·
Melatih kemampuan / ketrampilan dalam meng-operasikan
komputer dengan berbagai software, seperti Microsoft Excel, Microsoft
Word, Microsoft Power Point dan lain-lain.
4. Olahraga / Kesehatan
“Sepakbola/Futsal, tenis meja, tenis lapangan, atletik, senam dan catur”
·
Melatih jiwa sportivitas, jiwa kompetisi, jiwa besar dan team
work.
·
Membiasakan diri untuk lebih disiplin dan bertanggungjawab.
·
Membiasakan pola hidup disiplin dan sehat
5. Seni Budaya (Musik, tari, keterampilan).
·
Melatih rasa percaya diri, team work dan jiwa
kompetisi.
·
Membangun rasa cipta, rasa dan karsa.
3.12 Manfaat
Umum Kegiatan Greeneration
1.
Mengurangi
dampak global warming.
2.
Untuk
menyelamatkan lingkungan serta bumi yang semakin hari semakin panas dan
gersang.
3.
Menumbuhkan
rasa cinta terhadap bumi.
4.
Mencegah
kerusakan bumi yang semakin parah.
5.
Mencegah
bencana alam.
6.
Menanamkan
kesadaran kepada masyarakat terutama generasi muda dan pelajar akan pentingnya
lingkungan yang bersih dan nyaman.
7.
Meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.
8.
Mempererat
tali persaudaraan antar pelajar
9.
Menumbuhkan
bibit berbakat dalam bidang budaya.
10. Menumbuhkan bibit
berbakat dalam bidang olahraga.
11. Menumbuhkan bibit
berbakat dalam bidang akademik.
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
Ekstrakurikuler dan
Greeneration memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah,
disertai seperangkat tanggung jawab, dengan adanya otonomi yang memberikan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi Ekstrakurikuler dan Greeneration Sesuai dengan kondisi
setempat.
Dengan diberikannya
kesempatan kepada sekolah untuk menyususn kurikulum, guru didorong untuk
berinovasi, dengan melakukan eksperimen – eksperimen di lingkungan sekolahnya
serta memberdayakan potensi yang ada di masing – masing sekolah atau masyarakat
setempat.
Pemberdayaan merupakan istilah yang sangat popular dalam era
reformasi. Pemberdayaan dimaksudkan untuk
mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam perekonomiannya, hak-haknya,
dan memiliki posisi yang seimbang dengan kaum lainnya yang selama ini telah
lebih mapan kehidupannya.
Pemberdayaan telah merambah pada berbagai bidang dan aspek
kehidupan, termasuk pendidikan, antara lain dikeluarkannya kebijakan
Ekstrakurikuler dan Greeneration sebagai
paradigma baru manajemen pendidikan. Manajemen berbasis sekolah merupakan
konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan kemandirian
sekolah. Dengan Ekstrakurikuler dan
Greeneration diharapkan para kepala sekolah, guru, dan personil lainnya di
sekolah serta masyarakat setempat dapat melakspeserta didikan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan zaman, karakteristik lingkungan, dan tuntutan
global.
Dalam dunia pendidikan pemberdayaan merupakan cara yang
sangat praktis dan produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari kepala
sekolah (selaku manajer ) guru, dan para pegawai yang lain. Proses yang
ditempuh untuk mendapatkan hasil yang terbaik tersebut adalah dengan membagi
tanggung jawab secara proposional kepada para guru. Satu prinsip terpenting
dalam pemberdayaan ini adalah melibatkan guru dalam proses pengambilan
keputusan dan tanggung jawab. Melalui proses pemberdayaan itu diharapkan para guru memiliki kepercayaan pada
diri sendiri.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan oleh penulis, kegiatan
Ekstrakurikuler dan greeneration membawa dampak / hasil sebagai berikut :
- Guru menyadari pentingnya mengembangkan bakat atau kemampuan peserta didik yang sangat berhubungan dengan prestasi peserta didik.
- Guru memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi waktu pelajaran yang telah terjadwal.
- Guru memotivasi para peserta didik untuk mengembangkan minat, dan bakatnya.
- Suasana Sekolah terlihat hidup karena hampir setiap sore ada kegiatan sekolah.
- Peserta didik antusias mengikuti dengan suka rela.
- Rata – rata orang tua memberi dukungan terhadap program Kegiatan Ekstrakurikuler dan greeneration tersebut.
- Ada kompetisi diantara para peserta didik, terbukti besarnya animo peserta didik yang mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh sekolah atau jenjang yang lebih tinggi.
- Rata –rata peserta didik SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi peserta didik yang aktif dan kreatif serta tidak rendah diri.
- Sekolah nyaman, bersih
- Pendidikan karakter peserta didik meningkat
- Hasil kejuaraan yang diperoleh sejak sejak 3 tahun ini meningkat
Strategi
pelaksanaan program dalam mewujudkan mutu sekolah berkarakter melalui Ekstrakurikuler dan Greeneration di SDN Tambakroto memiliki dampak sebagai berikut:
4.1 Prestasi peserta
didik meningkat
Sebelum supervisi dioptimalkan dan belum membentuk team, prestasi SDN
Tambakroto kurang optimal. Setelah optimalisasi supervisi dan memperkuat
team berdampak yang signifikan
dalam perolehan prestasi akademik dan nonakademik.
Hasil yang dicapai dengan diaplikasikannya Ekstrakurikuler dan Greeneration
berdampak cukup signifikan terdapai prestasi Akademik maupun non akademik di
SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dari tahun ke tahun.
Beberapa catatan prestasi
yang diraih adalah sebagai berikut :
1.
Prestasi akademik
Hasil Ranking Ujian Nasional :
a.
Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan jumlah nilai rata- rata 23,65 menduduki ranking 10 di tingkat kecamatan Sayung
b.
Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan jumlah nilai rata- rata
24,85, menduduki ranking 5 di tingkat .
Tabel 1.
Prestasi
Peserta didik nilai UN 2 tahun terakhir
No
|
Tahun
|
Peringkat Kecamatan
|
1
|
2013/2014
|
10
|
2
|
2014/2015
|
5
|
No
|
Nama lomba yang diikuti
|
Nama siswa yang mengikuti
|
tahun
|
Prestasi yang diraih
|
Bukti fisik /Tingkat
|
1
|
As
Consultant Of Elentary Scool on National Engglish Olympiad
|
Siswa
|
2013
|
Peserta
|
Piagam/tropi/sk
(IKIP Malang)
|
2
|
Student
Competition 2013
|
M
Rifqi R
|
2013
|
40
besar
|
SK (Tk Prov.
|
3
|
Pekan
Seni SD Macapat Putri
|
Ersa
Dian Saputri
|
2013
|
Juara
2
|
Piagam
/Tropi
TK. Kab.
|
4
|
Pekan
Seni SD Geguritan Putra
|
Ananda
Dimas Bagustian
|
2013
|
Juara
1
|
Piagam
/Tropi
Tk Kab
|
5
|
Macapat
Putra
|
Fajar
Oktiawan
|
2014
|
Juara
1
|
Piagam
/Tropi
Tk. Kab
|
6
|
LCC
|
Belinda
KW
Nafis
A
Mar’atu
S
|
2015
|
Juara
2
|
Piagam/Tropi
Tk. Kab
|
7
|
Siswa
prestasi
|
Belinda
KW
|
2015
|
Juara
2
|
Piagam
/Tropi
Tk Kab.
|
8
|
Siswa
Prestasi
|
Febriana
LF
|
2015
|
Juara
1
|
Piagam/Tropi
Tk. Kec
|
9
|
Olimpiade
IPA
|
Safira
Nur I
|
2015
|
Juara
1
|
Piagam/
Tropi
Tk Kec.
|
Sumber: Profil SDN
Tambakroto
2. Prestasi Siswa Dalam Bidang Olahraga
No
|
Cabang
olahraga yg diikuti
|
Nama siswa
|
Tahun
|
Prestasi
yang diraih
|
TINGKAT PROVINSI
|
||||
1
|
Senam
Skj 2012
|
Club
Senam SD
|
2013
|
Juara 2
|
2
|
Senam
POPDA
|
Santika
N
|
2013
|
Juara 1
|
3
|
Senam
O2SN
|
Santika
N
|
2013
|
Juara 1
|
4
|
Senam
Popda
|
Santika
|
2014
|
Juara 1
|
5
|
Senam
POPDA
|
Nurul
|
2014
|
Juara 3
|
6
|
Senam
lantai O2SN
|
Wahyu
|
2014
|
Juara 3
|
|
Senam
lantai O2SN
|
Ari
Maulana
|
2014
|
Juara 2
|
|
Senam
lantai POPDA
|
Ari
Maulana
|
2015
|
Juara 1
dan 1
|
|
Senam
lantai 02sn
|
Ari M
|
2015
|
Juara 1
dan 2
|
|
Kejurprov
senam
|
Ari
|
2015
|
1 dan 2
|
|
|
|
|
|
TINGKAT KABUPATEN/ PROVINSI
|
||||
1
|
Senam lantai Pi/Pa
|
Eni Kurnia W dkk
|
2013
|
9 emas
5 perak
4 perunggu
|
2
|
Senam Lantai Pa/Pi
|
Ari M/Wahyu dkk
|
2014
|
11 emas
6 perak
5 perungg
|
|
Senam
Santri SD
|
Ulya
Wakhidah dkk
|
2013
|
Juara 1
|
|
Senam Santri SD
|
Wahyu
S dkk
|
2014
|
Juara 1
|
|
Senam lantai Pi/Pa
|
Ari Maulana dkk
|
2015
|
12 emas
7 perak
6 perunggu
|
|
Senam
Palang Sejajar Putra
|
Heri
Setiawan
|
2011
|
Juara 1
|
|
Senam
Lantai Pi
|
Nurul
Izzatul M
|
2011
|
Juara 1
|
|
Enan
serba Bisa Pi
|
Nurul
Izzatul M
|
2011
|
Juara 1
|
|
Senam
Lantai Putri
|
Eni
Kurnia W
|
2013
|
Juara 2
|
|
Senam
Lantai Putri
|
Khurun
Khalina
|
2013
|
Juara 1
|
|
Kid
Atletik lompat katak
|
Farokah
|
2013
|
Juara
1
|
|
Kid
Atleltik lari gawang
|
Farokah
|
2013
|
Juara
1
|
|
Voli
|
TIM
Bola VOLI Mini Putra
|
2013
|
Juara
2
|
|
Sepak
bola
|
Tim
Sepak Bola
|
2013
|
Juara
3
|
|
Tenis
Lapangan Putra
|
Adi
Nasrul H
|
2013
|
Juara
3
|
|
Tenis
Meja Putri
|
Khurun
K Y
|
2013
|
Juara
3
|
|
V0li
beregu Pi
|
Ririn
Inda M
|
2013
|
Juara 2
|
|
Voli
Pa
|
Sigit zPurba
|
2014
|
Juara 2
|
|
Bola
Voli Pa
|
Ahmad Ramanda P
|
2015
|
Juara 1
|
|
Voli
Pi
|
Kasna Dara T
|
2015
|
Juara 3
|
|
Atletik
Even Gawang Pi
|
Wafi Marlina
|
2015
|
Juara 3
|
|
Tenis
meja Putri
|
Indah Khoirotun N
|
2015
|
Juara 2
|
|
Senam
SKJ 2012
|
Tim
|
2015
|
Juara 1
|
TINGKAT KECAMATAN
|
||||
|
Olahraga
|
2013
|
19 Emas
9 perak
7 perunggu
|
|
|
|
2014
|
21 emas
6 perak
5 perunggu
|
|
|
|
2015
|
24 emas
9 perak
10 perunggu
|
3. Prestasi Sekolah Dalam Bidang Kesenian
No
|
Kesenian yg diikuti
|
Nama siswa
|
Tahun
|
Prestasi yang diraih
|
Bukti fisik
|
1
|
Pekan Seni
SD Macapat Putri
|
Ersa Dian
Saputri
|
2013
|
Juara 2
|
Piagam
/Tropi
|
2
|
Pekan Seni
SD Geguritan Putra
|
Ananda Dimas
Bagustian
|
2014
|
Juara 1
|
Piagam /Tropi
|
3
|
Macapat
Putra
|
Fajar
Oktiawan
|
2015
|
Juara 1
|
Piagam /Tropi
|
1. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG
LAIN-LAIN (EKSTRAKURIKULER, PRAMUKA)
No
|
Nama kegiatan
|
tahun
|
Tempat
|
Prestasi yang diraih
|
Bukti fisik
|
1
|
Pesta
Siaga
|
2012
|
Kwarran
Sayung
|
Juara
1 Putri
|
Piagam
|
2
|
Jambore
ranting
|
2013
|
Kwarran
Sayung
|
Regu
Tergiat 1 Putri SD
|
Piagam
|
3
|
Jambore
ranting
|
2013
|
Kwarran
Sayung
|
Regu
Tergiat 2 Putra SD
|
Piagam
|
4
|
Pesta
siaga
|
2013
|
Kwarcab
Demak
|
Juara
2 Barung tergiat Putra
|
Piagam
|
5
|
Pesta
Siaga
|
2013
|
Kwarran
Sayung
|
Juara
1 Putra
|
Piagam
|
6
|
Perkomsami
SD/MI Se Kab Demak
|
2013
|
MTs
HM Bulusari
|
Juara
Umum
|
11 emas,
5 perak, 3 perunggu
|
|
Jambore Ranting
|
2013
|
Kecamatan
|
|
3 emas,
2 perak, 2 perunggu
|
|
Perkomsami
SD/MI Se Kab Demak
|
2014
|
MTs
HM Bulusari
|
Juara
Umum
|
9 emas,
6 perak, 4 perunggu
|
2. PRESTASI GURU
NO
|
Nama Guru
|
bidang
|
Tahun
|
Tingkat
|
Prestasi
yang diraih
|
Bukti
fisik
|
1
|
Regu
Koor SD Tambakroto
|
Seni
|
2011
|
Kec
|
Juara 3
|
Piagam
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Aminarni,S.Pd
|
Guru
prestasi
|
2012
|
Kecamatan
|
1
|
Piagam/SK/
Tropi
|
3
|
Aminarni,S.Pd
|
Guru
prestasi
|
2012
|
Kabupaten
|
1
|
Piagam/SK/
Tropi
|
4
|
Aminarni,S.Pd
|
Guru
prestasi
|
2012
|
Provinsi
|
3
|
Piagam/SK/
Tropi
|
5
|
Sugeng
Har nanto
|
KS
Prestasi
|
2012
|
Kec.
Sayung
|
3
|
Piagam/SK/
Tropi
|
6
|
Sugeng
Har nanto
|
KS
Prestasi
|
2013
|
Kacamatan
|
1
|
Piagam/SK/ Tropi
|
7
|
Sugeng
Har nanto
|
KS
Prestasi
|
2013
|
Kabupaten
|
1
|
Piagam/SK/ Tropi
|
Kontribusi
kegiatan ekstrakurikuler terhadap peserta didik adalah:
1.
Memberikan peluang kepada peserta
didik untuk menentukan minat dan mengembangkan minat-minat baru
2.
Mendidik peserta didik untuk
bertanggungjawab sebagai warga negara melalui pengalaman dan pemikiran, dengan
stressing pada kepemimpinan, partisipasi, kerjasama dan aksi independen
3.
Mengembangkan spirit dan moral
4.
Memberi peluang kepada peserta didik
dan remaja untuk memperoleh kepuasan kerja dalam kelompok
5.
Meningkatkan moral dan pengembangan
spiritual
6.
Memperkuat kesehatan mental dan fisik
peserta didik
7.
Memberi peluang kepada peserta didik
mengenal lingkungan dengan lebih baik
8.
Memperluas pergaulan peserta didik
9.
Memberikan peluang kepada peserta
didik untuk berlatih mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dengan lebih
penuh
Dengan menerapkan Ekstrakurikuler dan Greeneration
dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan di SDN Tambakroto
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak berdampak positif terhadap kepercayaan masyarakat, sehingga
bukan hanya warga Tambakroto, tetapi masyarakat di luar daerah menyekolahkan
anaknya ke SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Dari jumlah murid
356, peserta didik yang berasal dari luar daerah berjumlah 56 peserta didik dari desa tetanga yaitu
prampelan, pilangsari, Bulusari, dan Temuroso (Kec. Guntur). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan menerapkan Ekstrakurikuler dan Greeneration
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi.Koordinasi dan
kerjasama antara sekolah dan masyarakat semakin meningkat yang pada akhirnya
menjadikan SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi salah satu
SD berprestasi dan menjadi pilihan
masyarakat khususnya di wilayah Tambakroto dan sekitarnya.
4.2 Kendala
yang dihadapi
Dalam pelaksanaan sebuah program atau kebijakan biasanya ada
yang mulus tanpa hambatan, tetapi juga tidak jarang yang banyak menghadapi
tantangan atau kendala. Begitu juga di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak dalam melaksanakan peserta didikan kebijakan tentang Manajemen
Berbasis Sekolah (Ekstrakurikuler dan greeneration) banyak kendala yang
dihadapi antara lain adalah dari faktor kepala sekolah, guru, tenaga non guru,
dan komite sekolah.
1.
Dengan era globalisasi kesibukan orang tua semakin
meningkat, orang tua berangkat pagi dan pulang sore bahkan terkadang pada malam
hari, sehingga berdampak pada berkurangnya kasih kami ng orang tua kepada
peserta didik dan seolah-olah pendidikan menjadi tanggung jawab sekolah semata.
2.
Slogan tentang “sekolah gratis” sangat berpangaruh di
masyarakat, sehingga ada beberapa masyarakat yang tidak mempunyai kesadaran untuk
memberikan sumbangan kepada sekolah.
3.
Ada beberapa masyarakat yang masih kurang memahami tentang
kebutuhan pendidikan bagi peserta didik-peserta didiknya, sehingga terkadang
masih ada peserta didik yang tidak masuk sekolah ternyata di rumah hanya
bermain-main saja.
4.
Orang tua lebih mementingkan biaya sekolah untuk peserta
didik yang di tingkat atasnya atau bawahnya dari pada yang di SD.
5.
Dari sekolah
a. Masih
ada beberapa guru yang tidak memberikan perlakuaan sama terhadap pengembangan
kemampuan umum dan khusus .
b. Masih
ada beberapa guru yang menganggap kurang peting terhadap pengembangan bakat/
potensi. Hal tersebut dilakukan oleh guru – guru yang rata – rata tidak
memiliki kompetensi dibidang kreatifitas.
c. Jumlah
fasilitas belum memadai dibanding dengan jumlah peserta Ekstrakurikuler .
Contoh : alat senam lantai dan sarana belum memenuhi syarat. Musik rebana belum
lengkap, Lapnagn sepakbola SD yang tidak ada.
d. Keinginan
sekolah mewujudkan sarana dan prasarana kurang didukung oleh dana yang cukup,
e. Penguasaan
guru di bidang teknologi komunikasi informasi masih kurang.
f.
. Lahan sekolah yang sempit
4.3 Faktor-faktor Pendukung
Ada
beberapa faktor yang mendukung terhadap program kegiatan Ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SDN Tambakroto
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak , antara lain :
a.
Lokasi SDN Tambakroto Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak berada di di Jl. Onggorawe-Mranggen Km. 4. Lokasi tersebut
strategis dan memungkinkan untuk dijangkau oleh semua peserta didik
b.
Ada beberapa guru yang mampu di bidang kepramukaan, dan olahraga
c.
Guru pembimbing Ekstrakurikuler rata – rata memiliki kompetensi di bidangnya.
d.
Memiliki tempat (halaman) yang cukup
representatif untuk melakukan kegiatan Ekstrakurikuler
Di samping faktor kendala ada juga
faktor yang dapat mendukung dari program manajemen berbasis sekolah
(Ekstrakurikuler dan greeneration) di SDN Tambakroto
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak .
Beberapa faktor pendukung, di
antaranya: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan memiliki dedikasi
yang sangat tinggi untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, (2) komite sekolah
sangat mendukung setiap program yang dibuat sekolah, sehingga memudahkan
sekolah dalam mengembangkan sumber daya secara optimal, (3) Kepala UPTD dan
Pengawas memiliki kepedulian dalam membina sekolah binaannya khususnya
memberikan motivasi untuk kemajuan sekolah, (4) pemerintah daerah memberikan
bantuan operasional untuk mendukung program BOS dari pemerintah pusat dan
daerah, dan (5) terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai perguruan
tinggi dan lembaga lain (Pemerintah desa, Puskesmas, dunia usaha, dll) dalam
pengembangan sekolah.
Beberapa faktor yang mendukung dari
pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Greeneration Ini adalah :
1.
Peran Kepala Sekolah
Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar,
kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian
tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan
orang tua dan masyarakat tentang sekolah.
Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan
mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna
mewujudkan sekolah yang efektif ,efisien dan bermutu.
Kepala Sekolah sebagai manajer dan sebagai penanggung jawab
atas segala kegiatan sekolah harus mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
mengelola kegiatan, mempunyai wawasan kependidikan yang luas untuk kemajuan
yang ada di sekolahnya, mempunyai keterampilan dalam penguasaan teknologi
informasi, akuntabel, fleksibel dan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan yang ada.
Kepala sekolah yang profesional tidak saja dituntut untuk
melaksanakan peserta didikan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus
mampu menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta
didik secara optimal. Kepala sekolah
yang mampu bermasyarakat dengan baik akan membantu berjalannya proses
pendidikan dan juga dapat membantu
keberadaan sekolah di masyarakat.
1.
Kepala UPTD dan Pengawas memiliki
kepedulian dalam membina sekolah binaannya khususnya memberikan motivasi untuk
kemajuan sekolah, pemerintah daerah memberikan bantuan operasional untuk
mendukung program BOS dari pemerintah pusat, dan terjalinnya kerjasama yang erat dengan
berbagai perguruan tinggi dan lembaga lain dalam pengembangan sekolah.
2.
Partisipasi Masyarakat
Dalam rangka desentralisasi dan demokratisasi pendidikan,
partisipasi masyarakat sangat diperlukan.Masyarakat harus menjadi partner
sekolah dalam melakspeserta didikan program-program sekolah yang telah dibuat
bersama antara sekolah dan komite sekolah selaku wakil dari wali murid. Antara
sekolah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktifitas yang
berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, di antaranya :
1.)
Sekolah dengan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh
dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan peserta didik.
2.)
Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya
kerjasama dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembaruan tetapi juga
dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari alternativ
pemecahannya.
3.)
Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan
mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan
berbagai potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik dan
masyarakat.
3. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan
suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan
serta kesinambungan pribadi peserta didik.Oleh karena itu sekolah harus
memberikan penjelasan tentang tujuan, program, kebutuhan, serta keadaan
sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain bertujuan untuk
memajukan mutu pembelajaran, dan pertumbuhan peserta didik.
Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat semakin
dirasakan oleh masyarakat, mereka menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi
peserta didik-peserta didik. Pada masyarakat yang kurang menyadari akan
pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktifdan kreatif untuk
menciptakan hubungan kerjasama yang lebih harmonis. Jika hubungan sekolah
dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi
masyarakat untuk memajukan sekolah akan baik dan tinggi. Kepala sekolah
dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan meningkatkan hubungan kerjasama
yang baik antara sekolah dan masyarakat, guna mewujudkan sekolah yang efektif
dan efisien.
4.4
Alternatif Pengembangan
Keberhasilan implementasi
Ekstrakurikuler dan Greeneration dalam
rangka desentralisasi pendidikan sedikitnya dapat dilihat dari tiga dimensi
yaitu efektifitas, efisiensi, dan produktivitas. Ketiga dimensi itu saling keterkaitan satu
sama lain dan pengaruh mempengaruhi. Efektivitas berarti bagaimana
Ekstrakurikuler dan Greeneration
berhasil melakspeserta didikan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi
masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber
belajar untuk mewujudkan sumber sekolah. Efisiensi lebih ditekankan pada
perbandingan antara input atau sumber belajar dengan out put. Suatu kegiatan
dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan menggunakan
atau memakai sumber daya yang minimal. Produktivitas dalam dunia pendidikan
berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan efektif.
Alternatif pertama dapat dilakukan
dengan mengajak para peserta didik berkunjung ke tempat yang memiliki nilai
seni tinggi. Alternatif kedua dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli ke
sekolah. Alternatif ketiga dilakukan dengan mengadakan lomba yang berfungsi
mengembangkan otak kanan. Kegiatan lomba misalnya melukis, tari , menyanyi
solo, mocopat, dll
Alternatif pengembangan kegiatan
Ekstrakurikuler dan Greeneration sebagai berikut :
1.
Membawa kelas ke dalam lingkungan yang
akan dipelajari
2.
Membawa lingkungan ke dalam kelas
3.
Pemrograman lingkungan hijau di lahan
yang sempit
4.
Pengaturan jadwal kegiatan
pemeliharaan taman
5.
Pemrograman mendatangkan nara sumber
tentang penghijauan
6.
Pemrograman kerja sama dengan
komite/orang tua, masyarakat instansi Pemerintah dan Du-Di (Dunia Usaha)
7.
Memprogramkan kegiatan pentas seni
atau lomba – lomba yang dapat memajukan perkembangan bakat dan potensi.
8.
Pengelolaan Lingkungan sekolah atau
green school berarti sekolah hijau, namun sebenarnya memiliki makna yang lebih
luas dari arti harfiahnya. Green school bukan hanya tampilan fisik sekolah yang
hijau/rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas
pendidikan mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup.
“Sekolah hijau” yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis
mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan
ke dalam seluruh aktivitas sekolah.
9.
Tampilan fisik sekolah ditata secara
ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk
bersikap arif dan berprilaku ramah lingkungan.
10.
Untuk program selanjutnya peserta
didik mulai diperkenalkan kewirausahaan.
Tujuan Greeneration
di sekolah adalah “ untuk meningkatkan pengetahuan dan merubah tingkahlaku anak
didik dengan menanamkan perilaku yang cinta lingkungan sehat sejak dini
sehingga diharapkan akan muncul generasi baru yang cinta sehat, cinta
lingkungan hijau dan kreatif.
Saat
ini, sangat diperlukannya kesadaran masyarakat khususnya peserta didik TK, SD,
SMP, dan SMA serta Masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestariaan
lingkungan serta meningkatkan rasa kepedulian untuk ikut serta dalam kegiatan
melestarikan lingkungan. Kita sebagai penurus bangsa, harus berperan aktif
dalam menjaga lingkungan. Generasi muda merupakan salah satu aset yang mampu
membangun kembali bumi yang sudah mulai terbengkalai. Dengan adanya kesadaran
dan rasa kepedulian generasi muda serta usaha dan kerja keras mampu
mengembalikan bumi ini. Seperti yang dikatakan pepatah, “sedikit demi sedikit
lama-lama menjadi bukit”. Salah satu contoh kecil yang dapat dilakukan seperti
membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Harapan kedepan dengan diadakan kegiatan
Greeneration, di sekolah adalah 1. Adanya upaya perbaikan baik sarana ,
prasarana maupun perilaku yang lebih baik kearah cinta lingkungan yang sehat..
2. Mempunyai ruang UKS yang memenuhi syarat kesehatan. 3. Mempunyai kantin
sehat.
Program
pengembangan sekolah ke depan harus diarahkan kepada penguatan supervisi dan
pemberdayaan guru khususnya dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan
melalui kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
Kepala
sekolah harus senantiasa memberi motivasi terhadap mereka yang kurang mendukung
program karena berbagai kondisi, sehingga bisa memahami, menerima, dan
mendukung dengan tulus. Di samping itu, membangun kebersamaan dengan warga
sekolah, menciptakan transparansi, dan akuntabilitas kinerja akan memantapkan
system yang sudah disepakati dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan
pembahasan masalah yang penulis paparkan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
a.
Pengembangan
bakat
dan potensi peserta didik meningkat
b.
Peserta
didik cinta lingkungan hijau
c.
Keterlibatan
seluruh komponen meningkat
d.
Prestasi
peserta didik meningkat
e.
Pendidikan
karakter meningkat
5.2 Saran /
Rekomendasi Operasional untuk Implementasi
Ekstrakurikuler dan greeneration merupakan bentuk operasional
desentralisasi pendidikan memberikan wawasan baru dalam dunia pendidikan. Harus
disadari bahwa Ekstrakurikuler dan
greeneration dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan, pemerataan, keadilan,
demokratisasi dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal, serta
menggali potensi dan keanekaragaman sekolah di daerah.
Kemampuan
Ekstrakurikuler dan greeneration yang
profesional perlu terus diciptakan melalui peningkatan kemampuan aparat di
sekolah dalam mengolah, menganalisis, dan mendayagunakan informasi agar dapat
mengelola pendidikan secara efisien dan efektif.
Oleh
karena itu penulis mengharapkan agar semua lembaga pendidikan untuk dapat
melakspeserta didikan Ekstrakurikuler
dan greeneration dengan sebaik-baiknya, sehingga pemberdayaan dan
partisipasi masyarakat semakin tinggi.
Dengan pemberdayaan masyarakat yang tinggi akan menjadi sekolah yang dicintai
oleh masyarakat, dan menjadi sekolah pilihan masyarakat
DAFTAR
PUSTAKA
Antara.
(2008). Bentuk Karakter Bangsa Melalui Olahraga.
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/presiden--bentuk-karakter-bangsa-melalui-olahraga/.
29 Oktober 2008. Pkl : 20.49 WIBB
Anwar, Idochi, M. (2003). Administrasi Pendidikan dan
Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Anifral
Hendri. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Peserta didik. http://202.152.33.84/index.php?option= com_content&task=view&id=16421&Itemid=46.
Saturday, 1 November 2008. Pkl: 08.42.WIBB.
Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bany Quraisy
Gaspersz,
Vincent. 2000. Penerapan Total Management In Education (TQME) Pada Perguruan
Tinggi di Indonesia, Jurnal Pendidikan (online), Jilid 6, No. 3
(http://www.ut.ac.id diakses 20 Mei 2013).
H.Mukkthar, Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP
Perss).
Kartono.
Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/2011/12/ bakat-khusus.html, Senin, 6 Mei
2013 pukul 14.00
Mulyasa.E.
2006, Manajemen Berbasis Sekolah.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mulyasa.E.
2009, Menjadi Kepala Sekolah Profesional.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Semarang: CV Duta Nusindo.
Purwanto,
Ngalim. Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/2011/12/bakat-khusus.html, Senin, 6 Mei
2013 pukul 16.00
WIB
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di
Era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta CV
Suryadi. 2009. Manajemen
Mutu Berbasis Sekolah (Konsep dan Aplikasi). Bandung: PT Sarana Panca Karya
Nusa.
Utami
Munandar, Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/ 2011/12/bakat-khusus.html, Senin, 6 Mei
2015 pukul 15.00
Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia Press.
Wikipedia.
(2008). Karakter dan Olahraga. http://id.wikipedia. org/wiki/Karakter.
Senin, 6 Mei
2015 pukul 14.00
WIB.
………. KTSP SDN Tambakroto
2014/2015.
........... KTSP SDN
Tambakroto 2015/2016.
+ komentar + 1 komentar
Ku ucapkan selamat n sukses kepada Pak guru yang berprestasi...lankutkan dan raih planet mars yang ada di antariksa sana...selamattt mengapainya...
Posting Komentar