BEST PRASTICE SD Negeri Tambakroto

BEST PRASTICE SD Negeri Tambakroto



TUGAS BEST PRESTICE


Peningkatkan Mutu Sekolah Berkarakter  Melalui  Ekstrakurikuler dan Greeneration di SD Negeri Tambakroto



Mata Kuliah:
STRATEGI MANAJEMEN
Dosen Pengampu: Prof.Dr. Lobby Loekmono, Ph.D



https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTWvAM0EZE9kp7CV9BF7CzEU16HodyiqXbg3yBSSYqTQjWfxfNouMAMvw


Oleh

SUGENG HARNANTO
NIM.942014049
 

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KUGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015


LEMBAR PENGESAHAN

Best Prestice yang berjudul “Peningkatkan Mutu Sekolah Berkarakter  Melalui  Ekstrakurikuler dan Greeneration di SD Negeri Tambakroto yang  disusun oleh  :

Nama                         : SUGENG HARNANTO,S.Pd
NIP                            : 19630612 198910 1001
Tempat & Tgl. Lahir : Boyolali, 12 Juni 1963
Pangkat, Golru                    : Pembina, IV/a
Jabatan                     : Kepala Sekolah/ Guru  Mapel PKn Kelas VI
Unit Kerja                 : SDNegeri Tambakroto Kec. Sayung

Telah  disetujui dan disahkan, bahwa Best Prestice ini adalah benar-benar dokumen nyata Sekolah Dasar Negeri Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
                                                                  
       Sayung, 14 Oktober 2015
                                 
Menyetujui/ Mengesahkan
Pengawas TK/SD UPTD Dikpora
Kecamatan Sayung



AHKMADI,S.Pd
NIP 19610205 198201 1005

Kepala Sekolah SDN Tambakroto





     SUGENG HARNANTO,S.PD
NIP  19630612 198910 1001



Mengetahui
Kepala UPTD Dikpora Kec. Sayung




MASHUDI,S.Sos., MH
NIP 19630316 198602 1 003







KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa dengan mengijinkan penulis untuk menyelesaikan karya tulis dalam bentuk Best Practice dengan judul Peningkatkan Mutu Sekolah Berkarakter Melalui  Ekstrakurikuler dan Greeneration di SD Negeri Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak
Dalam pelaksanaan penyusunan karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan motivasi, dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam upaya penyelesaian karya tulis ini. Oleh karena itu kami menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada :
1.     Yth. Prof. Dr. Lobby Loekmono, Ph.D. Selaku Dosen Mata Kuliah Strategi Manajemen MMP UKSW Salatiga.
2.     Yth. Mashudi, S.Sois. MH., Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Sayung  .
3.     Yth. Ahmadi, S.Pd., M.Pd., Pengawas TK/SD UPTD Dikpora Kecamatan Sayung.
4.     Dewan Guru di SD Negeri Tambakroto.
5.     Komite SDN Tambakroto yang telah memberikan motivasi.
6.     Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu .
Akhirnya penulis berharap agar Program Ekstrakurikuler dan Greeneration dapat meningkatkan mutu sekolah yang berkarakter. Kritik dan saran selalu kami harapkan.

Tambakroto, 14 Oktober  2015

Penulis

ABSTRAKSI

          Kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Banyak siswayang kurang mengetahui bakat dan minat yang ada pada dirinya,sehingga siswa juga kurang maksimal dalam pemilihan kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration di sekolah. Dalam hal ini konselor atau guru sangat dibutuhkan dalam berperan mengarahkan anak didik untuk memilih kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Karakter bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah. Melalui kegiatan olahraga diharapkan siswa dapat sehat, mempunyai daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat terlarang. Dalam pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler siswa diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga, seni budaya, pembinaan siswa berprestasi yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, Dinas, lembaga-lembaga maupun kompetisi lainnya. Ekstrakurikuler Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati di  sekolah tersebut, misalnya : Senam, Sepak bola, Karate, tenis meja, catur, atletik dan lain sebagainya. Selain itu ada kegiatan Ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka, ekstrakurikuler lain yaitu computer, rebana, iman taqwa, Seni Budaya ada mocopat, tari, lukis, kegiatan cinta lingkungan,   kegiatan field trip atau studi wisata dan lain-lain
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Jadi, pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgen untukdilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan mutu sekolah, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu tujuh dosa fatal, yaitu "education without character" (pendidikan tanpa karakter).
          Guru pembimbing kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration berpengaruh terhadap pengembangan potensi yang ada pada diri siswa. Maka pilihan pembimbing dalam setiap jenis kegiatan harus disesuaikan dengan kemampuan dalam bidangnya, Seorang guru tari misalnya harus menguasai teori dasar dan praktik menari, demikian juga seorang guru lukis, musik,olahraga dan sebagainya.
          Kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat,minat,dan kemampuannya.
          Kegiatan ini menjadi salah satu unsur penting dalam membangu kepribadian anak. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration di SD Negeri Tambakroto, bahwa kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration  meningkatkan kemampuan siswa beraspek koknitif, afektif dan psikomotor.Mengembangkan bakat dan minat siswa pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.Dapat mengetahui mengenal dan membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
          Melalui kegiatan Ekstrakurikuler dan Greenerationsiswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas. Dari tujuan Ekstrakurikuler dan Greeneration tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ekstrakurikuler dan Greenerationerat hubungannya dengan prestasi belajar siswa meningkat, prestasi guru meningkat, nilai-nilai implementasi karakter meningkat, sehingga mutu sekolah berkarakter meningkat.  

Kata Kunci : Pendidikan, Karakter, Ekstrakulrikuler, Greeneration


 DAFTAR ISI

Halaman judul ...................................................................
i
Kata pengantar ..................................................................
ii
Abstrak ..........................................................................
iii
Daftar isi ..........................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN



1.   Latar belakang masalah ...............................................
1

2.   Permasalahan ..............................................................
4

3.   Perumusan masalah ....................................................
5

4.   Tujuan   ......
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.   Konsep Mutu Sekolah Berkarakter .............................
8

B.   Konsep Kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration  
12
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH


A.    Jenis Karya Tulis….. ..................................
22

B.    Metode Pengumpulan Data ............
22

C.    Analisis ………………………………………………………
22

D.    Strategi Pemecahan Masalah ……………
28

E.    Alasan Pemilihan Strategi ……………………………


F.     Penyusunan program……………………………………
43

G.    Penjadwalan…………………………………………………..
45

H.    Hasil yang Dicapai ……………………………………………
53

I.      Kendala yang dihadapi  ..........................................
61

J.     Faktor – faktor pendukung .................................
62

K.    Alternatif pengembangan ............................
65
BAB IV
SIMPULAN ...................................
68
DAFTAR PUSTAKA ...........................................
70
LAMPIRAN – LAMPIRAN
  1. Hasil Kejuaraan Kejuaraan
  2. Foto Dokumentasi


 

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 telah disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan prasarana serta biaya apabila seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Namun dari beberapa komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah tenaga kependidikan yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan tanggung jawab
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga kependidkan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik.
Bumi merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada makhluk ciptaan-Nya. Di dalam bumi, terdapat berbagai macam kekayaan alam yang sangat penting bagi kebutuhan setiap makhluk hidup. Manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna dan memiliki akal juga pikiran. Maka dari itu, manusia seharusnya menjaga, melindungi dan merawat bumi beserta isinya yang telah diberikan-Nya. Dimulai dari daratan, lautan, gunung, hutan, danau, sungai dan sebagainya. Saat ini, sangat diperlukannya kesadaran masyarakat khususnya peserta didik TK, SD, SMP, dan SMA serta Masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestariaan lingkungan serta meningkatkan rasa kepedulian untuk ikut serta dalam kegiatan melestarikan lingkungan. Kita sebagai penurus bangsa, harus berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Generasi muda merupakan salah satu aset yang mampu membangun kembali bumi yang sudah mulai terbengkalai. Dengan adanya kesadaran dan rasa kepedulian generasi muda serta usaha dan kerja keras mampu mengembalikan bumi ini. Seperti yang dikatakan pepatah, “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Salah satu contoh kecil yang dapat dilakukan seperti membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan elemen penting yang tidak pernah terpisahkan dalam kehidupan. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dalam membangun masa depan yang lebih baik telah mendorong semua pihak untuk senantiasa melakukan inovasi dengan tujuan terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan kualitas lulusan yang mampu bersaing dalam semua aspek kehidupan.
Pemberdayaan sekolah dapat dilakukan dengan melahirkan paradigma baru yang dapat mcnjadi sebuah strategi yang difokuskan pada kualitas dengan menggunakan pendekatan yang lebih profesional dan memberdayakan satuan pendidikan dari pada pendekatan birokrasi yang membuat manajemen sekolah menjadi sempit, rumit dan kaku.
Satu paradigma pendidikan yang dianggap relevan saat ini yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional adalah Pendidikan karakter, dimana dalam pendidikan karakter, hal ini berangkat dengan pemikiran bahwa pendidikan kita tidak hanya memfokuskan pada mutu kecerdasan saja, tetapi juga memperhatikan nilai dan perilaku yang sesuai dengan budaya bangsa kita tetapi memiliki daya saing dengan bangsa lain.
Berbagai program yang dilaksanakan di sekolah belum optimal karena program belum berfokus pada pelanggan, belum banyak keterlibatan seluruh komponen yang ada di sekolah, belum optimal adanya aktivitas pengukuran, belum memiliki komitmen terhadap perubahan dan usaha untuk memperbaiki secara terus menerus, dalam kaitan ini muncullah salah satu pemikiran kearah peningkatan mutu sekolah berkarakter melalui Ekstrakurikuler  dan Greeneration yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas.
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak, baik sekolah, pemerintah, masyarakat maupun keluarga. Oleh karena itu untuk mendukung keberhasilan pendidikan perlu melibatkan komite/orang tua ataupun masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam pengawasannya.
SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang berada di lokasi yang sangat strategis yang berada di jalur jalan Onggorawe-Mranggen, masyarakatnya sebagian besar sudah sadar akan kebutuhan pendidikan, maka sudah selayaknya untuk dilibatkan dalam memajukan pendidikan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Dengan menerapkan Ekstrakurikuler  dan Greeneration ini diharapkan SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi sekolah pilihan masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Sayung khusunya sebelah selatan jalan raya Semarang Demak.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah berkarakter di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak adalah melalui Ekstrakurikuler  dan greeneration.
1.2  Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas serta hasil pengamatan penulis, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Pengembangan bakat dan potensi peserta didik apa adanya
b. Keterlibatan seluruh komponen kurang
c. Prestasi peserta didik belum optimal
d. Belum Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e. Pendidikan karakter belum nampak

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah pada : Bagaimana Upaya peningkatan mutu sekolah berkarakter melalui ekstrakurikuler dan greeneration di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak?
Sedangkan sub-pokok rumusan masalah adalah:
a.     Bagaimana upaya pengembangan bakat dan potensi peserta didik di SDN Tambakroto?
b.     Bagaimana keterlibatan seluruh komponen di SDN Tambakroto?
c.      Upaya apa untuk meningkatkan prestasi peserta didik SDN Tambakroto?
d.     Kegiatan apa untuk mewujutkan generasi muda cinta lingkungan hijau di SDN Tambakroto ?
e.      Bagaimana implementasi pendidikan karakter di SDN Tambakroto?
1.4 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, karya tulis ini bertujuan:
a.        Pengembangan bakat dan potensi peserta didik  
b.        Keterlibatan seluruh komponen
c.         Prestasi peserta didik meningkat
d.        Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e.         Pendidikan karakter

1.5  Manfaat
1.5.1 Manfaat Praktis 

a.  Kepala Sekolah akan memperoleh masukan sebagai  bahan evaluasi diri dan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan bahkan mereformasi pola kegiatan manajemen sekolah dalam rangka upaya pembinaan profesionalisme guru dan peningkatan mutu sekolah berkarakter.
b.  Bagi Pengambil Kebijakan (Dinas Pendidikan), akan memperoleh bahan masukan tentang peta mutu sekolah berkarakter sehingga dalam pengambilan keputusan/ program kebijakan peningkatan mutu sekolah berkarakter secara keseluruhan menjadi tepat sasaran.
c.  Bagi Guru, akan memperoleh wawasan, pengetahuan yang akan  mampu memotivasi peningkatan kinerja dan profesionalismenya.

1.5.2 Manfaat Teoritis
a.  Hasil penelitian dapat menjadi bahan kajian dan bahan pertimbangan bagi pelaksana manajemen sekolah sehingga diharapkan lebih tepat guna dan berhasil guna.
b. Dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk menambah wawasan pengetahuan, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian dan pengembangan sekolah di kemudian hari. 

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Mutu Sekolah Berkarakter

2.1.1  Mutu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu adalah berkaitan dengan baik buruk suatu benda; kadar; atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas, 2001: 768). Secara umum mutu atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat (Depdiknas, 2002: 7).
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (Suryosubroto, 2004: 2010).
2.1.2  Konsep Mutu Pendidikan
Menurut Suryadi (2009: 24), mutu mengandung makna derajad (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/ upaya) baik berupa barang maupun jasa. .Dalam pandangan Ariani (dalam Suryadi, 2009: 24), bahwa mutu memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus (continous improvement process) yang dapat diukur baik secara individual, sekolah, korporasi, dan tujuan kinerja nasional.
2.1.3  Konsep Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan – kesanggupan tertentu”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata” 
Syahmuhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan”.
Sukardi, bakat adalah mutu yang dimiliki individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang dimasa yang akan datang.
Kartini Kartono (1979) bakat adalam mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupan yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapankhusus tertentu. Bakat bersifat laten  potensial (dapat berkembang ) dapat diaktifkan potensinya.

Jenis – jenis bakat khusus menurut Utami Munandar (1987) ada 5 bidang :
  1. Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka –angka  (numerik), logika bahasa dan sejenisnya.
  2. Bakat Khusus dalam bidang kreatif produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lain –lain.
  3. Bakat Khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik, menciptakan lagu, melukis indah dalam waktu yang singkat dan lain –lain.
  4. Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tenis dan keterampilan teknik.
Bakat kusus bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negosiasi, mahir berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.
2.1.4  Konsep Prestasi Belajar

Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli psikologi  tentang pengertian prestasi belajar adalah sebagai berikut :
Menurut Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor”.
Menurut Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya”.
Menurut S.Nasution (1996: 17) prestasi belajar adalah “kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi 3 aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor. Sebaiknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

1.1.5   Sekolah Berkarakter
     1.1.5.1 Pengertian Karakter
Apabila ditinjau dari bahasa dan pengartiannya sebetulnya bahasa karakter ini masihlah sangat luas, tetapi disini akan kita lihat beberapa pengertian secara umum yang ada di lapangan. Karakter menurut Wikipedia (2008 : 1) bisa digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Tim prima pena (2006 : 234) membuat pemahaman karakter yang cenderung ke sifat manusia seperti watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun banyak orangtua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Selain itu Daniel Goleman juga mengatakan bahwa banyak orangtua yang gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya entah karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak. Namun ini semua dapat dikoreksi dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah.
Jadi, pendidikan karakter atau budi pekerti plus adalah suatu yang urgen untuk dilakukan. Kalau kita peduli untuk meningkatkan mutu lulusan SD, SMP dan SMU, maka tanpa pendidikan karakter adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi memperingatkan tentang salah satu tujuh dosa fatal, yaitu "education without character" (pendidikan tanpa karakter). Dr. Martin Luther King juga pernah berkata: "Intelligence plus character... that is the good od true education" (Kecerdasan plus karakter... itu adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.
Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Sekolah berkarakter yang dimaksut penulis adalah sekolah yang menerapkan pendidikan karakter
2.1.5.2  Pembentukan karakter di sekolah
Dalam hubungan ini maka apa yang disarankan Unesco perlu diperhatikan yaitu bahwa pendidikan harus mengandung tiga unsur: (a) belajar untuk tahu (learn to know). (b) belajar untuk berbuat (learn to do). (c). belajar untuk bersama (learn to live together). Unsur pertama dan kedua lebih terarah membentuk having, agar sumber daya manusia mempunyai kualitas
  2.1.5.3 Peranan Kepala Sekolah dalam Proses Peningkatan Mutu Pendidikan

Peningkatan mutu pendidikan dalam wilayah mikro dapat terlihat dari mutu pembelajaran  (Suryadi, 2009: 3).  Sejauh mana pelaksanaan tugas guru dapat dilakukan secara professional dan optimal merupakan kunci pencapaian tujuan pendidikan (Mukhtar dan Iskandar, 2009: 270).Peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran menjadi pusat perhatian untuk ditingkatkan, sebab disitulah inti permasalahan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan (Suhardan, 2010: 75).

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
a.     Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
b.     Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.
c.     Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan.
d.     Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, peserta didik, staf, dan orang tua peserta didik tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
e.     Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.
f.          Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
g.     Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
h.    Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
i.      Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
j.      Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.

Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengetahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan hubungan antar perseorangan; (b)Peranan informasional; (c)Sebagai pengambil keputusan.

 2.2  Pengertian Ekstrakurikuler dan Greeneration
2.2.1. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah (Anifral Hendri, 2008: 1-2).
Berdasarkan pengertian diatas menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan kepribadian peserta didik cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu. RB.Cattele dalam Anifral Hendri (2008 : 2) menyatakan bahwa kepribadian seseorang menunjukkan apa yang ingin diperbuat bilamana ia dalam keadaan senang dan ditempatkan pada situasi tertentu.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler misalnya olahraga diharapkan peserta didik dapat sehat, mempunyai daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat terlarang. Dalam pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler peserta didik diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga, seni budaya, pembinaan peserta didik berprestasi yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan peserta didik, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, Kejuaraan daerah (Kejurda), Dinas, lembaga-lembaga maupun kompetisi lainnya. Ekstrakurikuler Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati di  sekolah tersebut, misalnya: Sepak bola, Senam, tenis meja, catur, atletik dan lain sebagainya. Selain itu ada kegiatan Ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka, ekstrakurikuler lain yaitu computer, rebana, iman taqwa, Seni Budaya ada mocopat, tari, kegiatan cinta lingkungan,   kegiatan field trip atau studi wisata dan lain-lain
Kegiatan Ekstrakurikuler  atau pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Banyak peserta didik yang kurang mengetahui bakat dan minat yang ada pada dirinya, sehingga peserta didik juga kurang maksimal dalam pemilihan kegiatan Ekstrakurikuler  dan Greeneration di sekolahnya. Dalam hal ini guru sangat dibutuhkan dalam berperan mengarahkan peserta didik didik untuk memilih kegiatan Ekstrakurikuler  yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Sementara itu kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah namum masih dalam ruang lingkup tanggung jawab  sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler ini bertujuan untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan peserta didik mendorong pembinaan nilai dan sikap mereka demi untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Peserta didik dalam hal ini dapat memilih kegiatan Ekstrakurikuler yang mana yang ia minati yang sesuai dengan kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan Ekstrakurikuler ini mengutamakan pada kegiatan kelompok.
Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler seperti;
a.        Meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilam peserta didik,
b.        Mendorong bakat dan minat mereka,
c.         Menentukan waktu,
Selain itu kegiatan Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti;
a.        kepramukaan,
b.        usaha kesehatan sekolah
c.         patroli keamanan sekolah
d.        peringatan hari-hari besar agama dan nasional
e.         pengenalan alam sekitarnya
f.                 olah raga
g.        Seni Budaya dan lain sebagainya.
Sedikitnya terdapat 8 (delapan) langkah pemberdayaan , dalam kaitannya dengan Ekstrakurikuler   (menurut Mulyasa : 2006 ) , yaitu :
a.    Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana program pemberdayaan
b.   Mengidentifikasi dan membangun kelompok peserta didik di sekolah.
c.    Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat secara langsung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah.
d.   Membentuk komite sekolah yang terdiri dari unsur sekolah, unsur masyarakatdi bawah pengawasan pemerintah daerah.
e.    Menyelenggarakan pertemuan – pertemuan dengan para anggota komite sekolah.
f.     Mendukung aktivitas kelompok yang tengah berjalan .
g.    Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah, dan masyarakat.
h.   Menyelenggarakan lokakarya untuk evaluasi.

Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini menurut Mulyasa (2006 ) akan membentuk :
a.     Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat.
b.     Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
c.     Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.

2.2.1.1 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan Ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.




2.2.1.2 Jenis kegiatan Ekstrakurikuler

Anifral Hendri (2008 : 2 - 3), mengemukakan pendapat umumnya mengenai beberapa jenis kegiatan Ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk yaitu :
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c.  Latihan/lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.

Kontrubusi kegiatan ekstra kelas terhadap masyarakat, menurut Burrup, antara lain adalah sebagai berikut:
a.     Meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dengan cara yang lebih baik (to promote better school and community relation).
b.      Mendorong masyarakat agar memberikan perhatian yang lebih besar guna membantu sekolah (to encourage greater community interest in an support of the school).
Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap perbaikan kurukulum, menurut Burrup adalah sebagai berikut:
a.   Melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas peserta didik (to supplement or enrich classroom experiences).
b.   Mengeksplorasi pengalaman-pengalaman belajar baru yang mungkin dapat dipadukan dengan lebih tepat di dalam kurikulum (to explore new learning experiences which may ultimately be incorporated into curriculum).
c.    Memberikan peluang kepada peserta didik untuk memanfaatkan bimbingan individual dan kelompok (to provide additional opportunity for individual and group guidance).
d.   Memotivasi pengajaran di kelas (to motivate classroom instruction).

Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap keefektifan administrasi sekolah, menurut Burrup adalah sebagai berikut:
a.     Meningkatkan keefektifan kerja sama antar para peserta didik, guru-guru, staf administrasi dan supervisi (to foster more effective team work betwen student, faculty, and administrative and supervisory personnel).
b.     Untuk lebih memperasatukan berbagai bagian dalam sekolah (to integrate more closely the several divisions of the school).
c.      Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu para remaja dalam menggunakan waktu senggangnya (to provide less restricted opportunities designed to assist youth in the worth–while utilixation of their spare time).
Memberi peluang yang lebih baik kepada guru agar lebih mengerti kekuatan yang dapat memotivasi para peserta didik dalam memberikan respons terhadap berbagai situasi problematik yang mereka hadapi


2.2.2 Greeneration

Greeneration adalah dua kata dari kata green yang artinya hijau dan generation yang artinya generasi. Dimaksutkan penulis di sini adalah generasi yang cinta lingkungan hijau.

2.2.2.1 Tujuan

a.     Menciptakan lingkungan sekolah dan suasana kerja yang nyaman dan kondusif.
b.     Mengkampanyekan Greeneration (generasi cinta lingkungan) ,
c.     Memberikan contoh melalui aplikasi media pendidikan lingkungan di sekolah.
d.     Melaksanakan UKS sebagai perilaku hidup sehat sehari-hari.

2.2.2.2 Sasaran

a.     Terciptanya lingkungan bersih, indah dan nyaman serta menyehatkan
b.     Terciptanya perilaku warga sekolah yang perduli terhadap Kesehatan lingkungan

2.2.2.3 Prinsip – Prinsip Dasar

a.     Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat.
b.     Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.

2.2.2.4 Visi dan Misi
Visi “ Sekolahku Hijau , Bersih dan Sehat karena Aku Cinta Sehat“ sedang  Misi adalah sebagai berikut :
a.     Menciptakan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.
b.     Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat lingkungan sekolah akan hidup sehat.
c.     Memberikan rasa aman, sejuk, indah kepada anak didik sehingga tercipta lingkungan sehat.
d.     Meningkatkan prestasi dan pengetahuan anak akan cinta lingkungan yang sehat.

2.3 Kerangka Berpikir
Hasil / Dampak
Kondisi
Awal
Kepala Sekolah belum mewujudkan sekolah bermutu Berkarakter
a. Pengembangan bakat dan potensi siswa apa adanya
b. Keterlibatan seluruh komponen kurang
c. Prestasi siswa belum optimal
d. Belum Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e. Pendidikan karakter belum nampak

a.Pengembangan bakat dan potensi siswa meningkat
b. Keterlibatan seluruh komponen meningkat
c. Prestasi siswa meningkat
d. Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e. Pendidikan karakter nampak





Aktivitas
Mewujudkan Sekolah Bermutu Berkarakter melalui Ekstra Kurikuler dan Greeneration

Melalui Ekstra Kurikuler dan Greeneration

a.    Pengembangan bakat dan potensi peserta didik  
b.   Keterlibatan seluruh komponen
c.    Prestasi peserta didik meningkat
d.   Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
e.    Pendidikan karakter

Serangkaian pencapaian mutu sekolah berkarakter  dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:



 



 





   
 
















        
 



Bagan 1: Kerangka Berpikir

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1  Jenis Karya Tulis

Karya tulis ini merupakan best practice yang menggunakan pendekatan ex post facto. Sudjana dan Ibrahim (2007:60) mengatakan bahwa pendekatan ex post facto dimulai dengan mendeskripsikan situasi sekarang yang diasumsikan sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya. Dengan demikian, peneliti  harus menoleh kebelakang untuk menentukan faktor-faktor  yang diasumsikan penyebab, yang telah beroperasi pada masa lalu.
Dalam konteks ini penulis  melakukan analisis  mengenai perwujudan mutu sekolah berkarakter  yang terdiri atas  lima bagian, yakni pendahuluan, landasan teori dan kerangka berpikir, metodologi  penelitian, pembahasan, simpulan dan rekomendasi.

3.2 Metode Pengumpulan Data
    
Metode pengumpulan data dalam penulisan best practices ini terdiri atas:
1.   Studi dokumentasi, dilakukan dengan menganalisis dokumen sekolah yang sudah disusun dalam bentuk laporan evaluasi diri sekolah dan profil sekolah.
2.   Observasi, dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.
3.   Wawancara, dilakukan dengan mengadakan wawancara yang bersifat kekeluargaan, seperti sambungrasa dan diskusi dengan warga sekolah.

3.3 Analisis
Analisis dilakukan dengan menyusun laporan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif terhadap perwujudan mutu sekolah berkarakter. Perwujudan sekolah dilihat dari permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pengembangan bakat dan potensi peserta didik apa adanya
2. Keterlibatan seluruh komponen kurang
3. Prestasi peserta didik belum optimal
4. Belum Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
5. Pendidikan karakter belum nampak

3.4 Pembahasan

Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus pemberdayaan berbagai komponen masyarakat secara efektif guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Ekstrakurikuler  dan Greeneration merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah.

3.4.1 Upaya pengembangan bakat dan potensi peserta didik

Untuk  mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, ada beberapa cara yang yang harus dilakukan guru misalnya: perkaya dengan macam –macam pengalaman yang membangun motivasi belajar, rangsanglah peserta didik untuk meluaskan kemampuannya, bimbing peserta didik dalam melakukan kegiatan, berikan penghargaan atau pujian terhadap hasil kerja peserta didik,tanamkan rasa optimis kepada peserta didik bahwa mereka bisa melakukannya, bawa peserta didik ke tempat –tempat di mana mereka bisa mempelajari hal baru seperti pentas seni musik, museum, galeri seni dan sebagainya. Berbagai jenis cara tersebut dapat diperoleh peserta didik dalam kegiatan Ekstrakurikuler  dan Greeneration sebagai alternatif pemecahannya.
Kegiatan Ekstrakurikuler  dan Greeneration yang ada di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dapat memberikan tempat bagi peserta didik untuk  memilih sesuai dengan kemampuannya. Setiap peserta didik  tidak dipaksa memilih jenis kegiatan ekstra. Adapun  jenis kegiatan Ekstrakurikuler dan Greeneration yang ada di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yaitu : Pramuka, Seni Rebana, Seni Tari, Olahraga  Tenis meja, catur, dan Komputer. Jenis kegiatan tersebut dirasa cukup menjadikan pilihan peserta didik untuk mengembangkan diri.
Pengembangan minat, atau kecenderungan hati yang tinggi tentang sesuatu dilakukan dengan menginvestarisasikan kecenderungan- kecenderungan peserta didik pada bidang yang diminati. Pelaksanaannya sama dengan pengembangan bakat.
Pengembangan kreativitas peserta didik memerlukan upaya lebih banyak dan berkualitas dibandingkan menagani bakat dan minat. Kreativitas yang bermakna kemampuan untuk menciptakan daya dukung dari pihak guru dan karyawan di sekolah lebih banyak dalam bentuk pembinaan dan dorongan agar peserta didik mau berbuat sesuatu untuk mencetuskan gagasa­n sendiri. Dalam mengajar guru harus berusaha menjiwai falsafah mengajar yang mendorong timbulnya kreativitas misalnya :
1)   Guru memberi kelonggaran peserta didik berekspresi.
2)   Guru memfasilitasi kebutuhan pengembangan kreatifitas anak.
3)   Guru sangat mengutamakan pentingnya peserta didik bisa berkarya.
Kata lain "mampu" adalah "bisa" atau "sanggup". Untuk mengembangkan kemampuan atau kesanggupan beberapa upaya yang bisa ditempuh adalah :
1)           Menumbuhkan keyakinan diri
2)           Bekerja keras
3)           Terus belajar
4)           Bersedia menerima kritik
5)           Membuka diri demi kemajuan

3.4.2 Penyalurkan Bakat, Minat, dan Kreativitas Peserta didik

Mewadahi/menyalurkan bakat, minat, dan kreativitas peserta didik berarti menciptakan daya dukung agar peserta didik yang memiliki bakat, minat, dan kreativitas pada bidang-bidang yang disebutkan tadi mendapat saluran Bakat main bola, menyanyi, bermusik, menari, membaca puisi, menulis cerpen, dan main drama sedapat mungkin diwadahi oleh sekolah sehingga peserta didik merasa memperoleh penyaluran potensi yang mereka miliki.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk itu:
1)   Mendata bakat, minat, kreativitas anak.
2)   Mengklasifikasi data sesuai bakat, minat, dan kreativitas peserta didik.
3)   Menyusun program atau jadwal.
4)   Mengalokasikan dana.
5)   Menyediakan sarana yang dibutuhkan.
6)   Merencanakan penampilan karya/berpentas.
7)   Melakukan evaluasi.


3.4.3 Melaksanakan Pemantauan Kemampuan Peserta didik untu­k Menyelaraskan Diri dengan Potensi Peserta didik

Setiap kegiatan dalam bentuk apa pun terbagi dalam tiga kriteria besar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Langkah awal dari penilaian atau evaluasi adalah pantauan. Pantauan berupa upaya untuk mengetahui, berperan untuk ceking apakah kemampuan seseorang peserta didik dalam berbagai bidang sebagaimana yang telah dilayani penyalurannya oleh sekolah berjalan lancar. Di sisi lain pemantauan ini mempunyai fungsi untuk menentukan kebijakan penanganan pada tahap berikutnya terlebih-lebih demi sukses program yang telah dilaksanakan.
Hasil pantauan adalah catatan-catatan penting mengenai pelaksanaan berbagai kegiatan tentang seluruh individu peserta didik. Catatan itu secara garis besar mengenai hal-hal :
1)           Bagaimana kondisi umum kemampuan peserta didik
2)           Kendala apa yang terjadi pada masing-masing bidang
3)           Adakah kemampuan yang menonjol pada masing-masing bidang
Karena fungsi pantauan adalah untuk menentukan langkah ke depan, maka setelah dilakukan pantauan itu beberapa kegiatan yang menyertai adalah :
1)     Melakukan review untuk tindak lanjut demi langkah perbaikan. Misalnya dalam kenyataan terdapat beberapa orang peserta didik yang setelah melaksanakan berbagai kegiatan ternyata kemampuannya sangat minim. Berarti, ada ketidakcocokan antara hasil tes atau penjajakan atau pun penentuan oleh sekolah tentang sesuatu pilihan berkenaan kemampuan peserta didik.
2)     Melakukan pembenahan. Peserta didik yang terlihat kurang berkemampuan dibangkitkan semanaatnya. Atau sangat mungkin justru terjadi perubahan. Ada alternatif, karena sesuatu pertimbangan peserta didik menjadi memilih bidang yang lain, meskipun telah mengikuti kegiatan selama beberapa waktu.
3)     Melakukan tindak lanjut berkenaan poin 2). Misalnya kalau didapati anak sangat berbakat sehingga penanganannya harus berbeda dengan para peserta didik pada umumnya. Misalnya kalau seorang anak SLTP ternyata mempunyai prestasi olah raga tenis yang sangat mengagumkan. Atau, bisa menghasilkan lukisan dalam kualitas yang menakjubkan. Dalam hal yang demikian itu, terkait dua peserta didik yang mempunyai kemampuan luar biasa itu harus mendapatkan layanan dari pihak sekolah. Cara yang diambil misalnya dengan menitipkan kedua anak berprestasi itu kepada klub-klub kenamaan / sanggar­-sanggar ternama.
Dalam melaksanakan pemantauan, hendaknya perlu diingat hal-hal berikut : 1) Pemantauan harus kontinyu, 2) Dilakukan secara objektif, 3) Kriteria pemantauan harus jelas.

3.4.4 Keterlibatan seluruh komponen

Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sekolah, pemerintah akan terbantu baik dalam kontrol maupun pembiayaan pendidikan. Dengan menggunakan model Ekstrakurikuler  dan Greeneration komite/masyarakat akan terlibat secara tidak langsung, baik dalam penyusunan program pada awal tahun pelajaran maupun dalam pelaksanaan kegiatannya, sehingga apa yang dilaksanakan oleh sekolah akan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat.
Setiap awal tahun pelajaran, masyarakat melalui komite sekolah selalu dilibatkan dalam penyusunan program kerja sekolah yang berupa Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dalam RKAS akan termuat program akademik maupun non akademik, sampai pada pembiayaan yang diperlukan selama satu tahun ke depan, dengan demikian masyarakat merasa ikut menyusun program kegiatan sehingga akan merasa ikut bertanggung jawab terhadap program tersebut.
Keterlibatan masyarakat yang tinggi dalam pengelolaan pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dan akan menjadi salah satu sekolah yang dicintai oleh masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Sayung  
Pemberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, dapat mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam rangka inilah Ekstrakurikuler  dan Greeneration tampil sebagai alternative paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. Ekstrakurikuler  dan Greeneration merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, dan masyarakat

3.4.5 Upaya meningkatkan prestasi peserta didik

Kegiatan pengembangan diri merupakan peluang bagi sekolah kami meraih prestasi. Hal tersebut tidak semua sekolah memiliki kiat untuk menggalinya. Oleh karena itu hal tersebut merupakan peluang besar bagi sekolah kami untuk menggalinya demi  mencapai prestasi. Harapan sekolah kami dengan meningkatkan prestasi dibidang non akademik akan mampu mendongkrak pamor SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi sekolah bermutu dan berkarakter dan menjadi pilihan masyarakat.

3.4.6 Kegiatan  untuk mewujutkan generasi muda cinta lingkungan hijau

Kegiatan Generasi Cinta Lingkungan Hijau (Greeneration)
a. Peduli dan cinta lingkungan sekitar
b. Peduli dan cinta tanaman, hewan dan mahluk hidup lain
c. Peduli kebersihan, keamanan lingkungan

3.4.7 Strategi Pembentukan Karakter dan Generasi Cinta Lingkungan Hijau (Greeneration)

a.  Keteladanan
b.  Pembiasaan
c.  Penanaman kedisiplinan
d.  Menciptakan suasana yang konduksif
e.  Integrasi dan internalisasi
f.   Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
g.  Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cintai damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
h. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar dalam pendidikan jasmani.
i.   i Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahraga, serta memahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.
j.   Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi orang lain melalui pengamalan fair play dan sportivitas.
k.  Menumbuhkan self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.
l.   Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
m.                Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup sehat.
n. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya.
o.  Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
Alternatif pemecahan masalah yang dipilih sebagai berikut:
a.    Menyadarkan dan membimbing guru memahami akan tugas dan tanggung jawabnya untuk membantu perkembangan bakat dan potensi yang ada dalam diri peserta didik secara optimal.
b.   Kegiatan Ekstrakurikuler  dan Greeneration dimanfaatkan sebagai media bagi peserta didik untuk mengoptimalkan perkembangan bakat atau potensi yang ada dalam diri peserta didik.

3.4.8 Implementasi pendidikan karakter

Kesepakatan nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, sebagai berikut:
a.    Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari pendidikan nasional secara utuh.
b.    Pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara komprehensif sebagai proses pembudayaan. Oleh karena itu, pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu diwadahi secara utuh.
c.    Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan orangtua. Oleh karena itu, pelak­sanaan budaya dan karakter bangsa harus melibatkan keempat unsur tersebut.
d.    Dalam upaya merevitalisasi pendidikan budaya dan karakter bangsa diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat kebersamaan dalam pelaksa­naan di lapangan.

Menetapkan bahwa pendekatan-pendekatan yang dipakai dalam pengem­bangan pendidikan karakter. Pertama adalah kete­la­danan; pembelajaran; pemberdayaan dan pembu­dayaan; lalu diikuti dengan penguatan terus menerus; dan baru semua proses itu dievaluasi.
Keteladanan menjadi kunci sangat penting dan itu datang dari perilaku pendidik dan tenaga kependidikan yang secara konsisten mencontohkan perbuatan baik di setiap gerak langkah dan interaksi mereka dengan murid, baik dari kegiatan rutin, maupun spontan dan insidental. Ditambah dengan sekolah yang selalu menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar.
Pendidikan karakter bangsa dilakukan melalui integrasi mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Untuk pengintegrasian pendidikan karakter dalam mata pelajaran Kemdiknas melakukan kajian atas standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) pada standar isi dari mata pelajaran yang ada untuk melihat apakah nilai-nilai karakter sudah masuk ke dalamnya. Kemdiknas menyusun matrik-matrik keterkaitan antara SK, KD dengan nilai-nilai karakter serta indikator-indikatornya sebagai panduan sekolah untuk menentukan nilai karakter mana yang akan dipilih untuk dikembangkan. Ini akan membantu sekolah/guru dalam merencanakan bagai­mana mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembuatan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), termasuk untuk mengembangkannya di atas standar minimal ini.
Terkait itu, nilai-nilai karakter dilengkapi dengan deskrip­sinya juga disusun sedemikian rupa dengan merujuk kepada empat sumber yaitu Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional. Dari empat sumber itu diidentifikasi ada 18 nilai karakter
Pengintegrasian pendidikan karakter bangsa melalui mata pelajaran tidak hanya dilakukan pada materi pelajaran tetapi juga dilakukan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan secara aktif dan menyenangkan oleh peserta didik
Sekolah mengidentifikasi pengintegrasian pendi­dikan karakter dalam program pengembangan diri yaitu program kegiatan untuk mengembangkan dan mengeks­presikan diri sesuai kebutuhan, bakat dan minat peserta didik. Kegiatan pengembangan dilakukan secara ter­program dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram meliputi bimbingan konseling (individual, kelompok tatap muka guru BP masuk ke kelas) dan kegiatan ekstrakurikuler (Kepramukaan, UKS, KIR, olah raga, kerohanian, seni budaya, kesehatan reproduksi remaja, latihan dasar kepemimpinan).
Kegiatan tidak terprogram dapat dilakukan melalui: pertama, kegiatan rutin sekolah yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal seperti piket kelas, ibadah, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, bakti sosial; kedua, kegiatan spontan, yaitu aktivitas tidak terjadwal dalam kejadian khusus, seperti memberi dan menjawab salam, meminta maaf, berterima kasih, mengunjungi orang sakit; ketiga, keteladanan, kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari, seperti performa guru, mengambil sampah yang berserakan, mengucapkan salam, menghargai pendapat orang lain.
Selain indikator mata pelajaran, kemdiknas juga mengem­bangkan indikator lain, yaitu indikator keberhasilan kelas dan sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter. Dengan indikator ini guru dan kepala sekolah dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah masing-masing. Indikator keberhasilan kelas terlampir
Kepala sekolah dan guru harus secara tajam melihat bagaimana perkembangan anak didiknya dalam berbagai indikator nilai karakter yang dituju. Guru harus bisa dan telaten dalam membuat anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang ber­kenan dengan nilai yang dikembangkan). Dibutuhkan dedikasi yang tinggi untuk melihat indikator-indikator kualitatif dari perkembangan sang murid. Termasuk kejelian guru dalam melihat dan memaknai kegiatan spontan ataupun insidental murid dalam konteks karakter.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, melalui supervisi kepala sekolah, guru harus dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Kapan seorang murid bisa dikatakan karakternya belum terlihat, mulai terlihat, mulai berkembang, atau di tingkat paling tinggi sudah membudaya. Artinya kepala sekolah dan guru yang terlibat sebagai aktor utama pendidikan karakter ini haruslah merupakan profesional sejati yang waktu, fikiran, dan tenaganya ada di sekolah tersebut.


3.5 Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Ada tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1.  Peranan hubungan antar perseorangan
     Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
   Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
   Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan peserta didik.
2.  Peranan informasional
  Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
  Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.
  Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
3.  Sebagai pengambil keputusan
  Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
  Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
  Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
  Anegotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.

3.6 Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Secara garis besar, ruang lingkup tugas kepala sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek pokok, yaitu pekerjaan di bidang administrasi sekolah dan pekerjaan yang berkenaan dengan pembinaan profesional kependidikan. Untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik – baiknya, ada tiga jenis ketrampilan pokok yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu ketrampilan teknis ( technical skill), ketrampilan berkomunikasi ( human relations skill ) dan ketrampilan konseptual (conceptual skill ).

Menurut persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama dilandasi oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala sekolah terletak pada stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal ini merupakan landasan psikologis untuk memperlakukan stafnya secara adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku dan melaksanakan tugas.
Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan kemampuannya membina kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim kerja terbuka yang bersifat kemitraan, serta meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua murid. Dengan demikian, kepala sekolah bisa mendapatkan dukungan penuh setiap program kerjanya.
Keterlibatan kepala sekolah dalam proses pembelajaran peserta didik lebih banyak dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para guru dan upaya penyediaan sarana belajar yang diperlukan.
Kepala sekolah sebagai komunikator bertugas menjadi perantara untuk meneruskan instruksi kepada guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi kepada para guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi vertikal maupun masyarakat. Pola komunikasi dari sekolah pada umumnya bersifat kekeluargaan dengan memanfaatkan waktu senggang mereka. Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah, yaitu komunikasi top-down, cenderung bersifat instruktif, sedangkan komunikasi bottom-up cenderung berisi pernyataan atau permintaan akan rincian tugas secara teknis operasional. Media komunikasi yang digunakan oleh kepala sekolah ialah : rapat dinas, surat edaran, buku informasi keliling, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang disampaikan secara lisan.
Dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat disebutkan beberapa kata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar (fitness to standard), sesuai penggunaan pasar/pelanggan (fitness to use), sesuai perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements), dan sesuai lingkungan global (fitness to global environmental requirements).
Adapun yang dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dalam pandangan masyarakat umum sering dijumpai bahwa mutu sekolah atau keunggulan sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung dan jumlah Ekstrakurikuler yang disediakan. Ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa kualitas sekolah dapat dilihat dari jumlah lulusan sekolah tersebut yang diterima di jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk dapat memahami kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan hasil.
Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu,  Kepala sekolah harus senantiasa memahami sekolah sebagai suatu sistem organic. Untuk itu kepala sekolah harus lebih berperan sebagai pemimpin dibandingkan sebagai manager.

Sebagai leader maka kepala sekolah harus :
1. Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa
2. Lebih bersandar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada kekuasaan atau SK.
3. Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi. Bukannya menciptakan rasa takut.
4.       Senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu
5.       Senantiasa mengembangkan suasana antusias bukannya mengembangkan suasana yang menjemukan
6.       Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh ketangguhan bukannya ogah-ogahan karena serba kekurangan

Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga dapat ditunjukan sebagai sarana peningkatan, efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.Penekanan aspek-aspek tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu.Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah.Dengan melibatkan masyarakat dalam mengelola sekolah, pemerintah akan terbantu baik dalam control maupun pembiayaan sehingga pemerintah lebih berkonsentrasi pada permasalahan yang lain.
Tujuan utama Ekstrakurikuler  dan Greeneration adalah meningkatkan mutu sekolah berkarakter. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana yang kondusif.
Ekstrakurikuler  dan Greeneration memberikan peluang bagi Kepala Sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial, lainnya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat melalui komite sekolah mendorong sekolah untuk lebih terbuka, demokratis, dan bertanggung jawab. Pemberian kebebasan yang lebih luas memberi kemungkinan kepada sekolah untuk dapat menemukan jati dirinya dalam membina peserta didik, guru, dan petugas lain yang ada di lingkungan sekolah.
Ekstrakurikuler  dan Greeneration yang ditawarkan sebagai bentuk operasional desentralisasi pendidikan akan memberikan wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan selama ini. Kebaruan ini harus diwaspadai dengan mengkaji berbagai sumber. Hal ini penting agar inovasi yang ada tidak sebatas konsep, tetapi benar-benar dapat dilaksanakan peserta didikan secara efektif dan efisien. Ekstrakurikuler  Dan Greeneration juga merupakan salah satu wujud dari revormasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Kewenangan yang diberikan kepada sekolah merupakan inti dari Ekstrakurikuler  Dan Greeneration yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan yaitu :
1.        Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua dan guru.
2.        Bertujuan memanfaatkan sumber daya lokal.
3.        Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik
4.        Adanya perhatian bersama dalam mengambil keputusan, memberdayakan guru, dan manajemen sekolah.

3.7 Penyusunan Program

Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud memilih kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifiksi dalam langkah kebijakan. Pemilihan demikian harus dilakukan, karena tidak semua kegiatan yang diidentifikasi tersebut nantinya dapat dilaksanakan. Dengan perkataan lain, penyusunan program berarti seleksi atas kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam kebijakan.
Kegiatan Ekstrakurikuler  dan Greeneration harus dikelola dengan baik. Seperti halnya dalam pembagian tugas mengajar bagi guru harus di sesuaikan dengan kemampuan guru. Contoh seorang guru tidak mampu menyanyi tetapi oleh Kepala sekolah dipaksa untuk  mengajar menyanyi, maka hasil yang capai tidak sesuai dengan harapan bahkan bisa mengecewakan. Identifikasi kemampuan oleh kepala sekolah sekaligus pengklasifikasian adalah penting dan harus di lakukan. Dengan mengidentifikasi kemampuan guru akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil suatu kebijakan. Menghadirkan para ahli akan lebih efektif ketimbang memaksakan guru yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang tertentu.
Dalam  perekrutan pembimbing selalu memperhatikan beberapa faktor yaitu:
1.   Kwalifikasi Pendidikan pembimbing
2.   Frekwensi Latihan
3.   Monitoring dan pengawasan dari kepala sekolah
4.   Tindak lanjut.

3.8 Penjadwalan

Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan prioritasnya, urut-urutan dan langkah-langkahnya perlu dijadwalkan agar jelas siapa pelaksananya, dan dimana hal tersebut dilaksanakan. Dengan adanya jadwal ini semua personalia yang bertugas dan memberikan bantuan di bidang manajemen peserta didik akan tahu tugas dan tanggung jawabnya, serta kapan harus melaksanakan kegiatan tersebut.
Dalam satu minggu setiap jenis kegiatan Ekstrakurikuler  dan Greeneration dilakukan 1 kali dengan jadwal yang telah terprogram 
Tabel . Jadwal Kegiatan Kesiswaan di Sekolah
NO
HARI/WAKTU
JENIS KEGIATAN
PEMBIMBING
KELAS
2
Selasa, Sabtu, Minggu
15.00 – 16.00
Senam, Olahraga :
Sepakbola, Tenis meja, catur, Bola Voli
Aminarni, S.Pd., M.Pd   
Maya Kismawati,S.Pd
Galih Mahendra,S.Pd Sunaryo

3,4,5
3
Rabu,
13.30 – 14.00 dan insidental
Seni Budaya:
Mocopat,
Puisi, ,
Tari,

Suharti,S.Pd
Wahyuni, Pusporini
3,4, 5

4
Kamis,
13.30 – 14.00

Pembinaan Peserta didik Prestasi
Agus P, S.Pd
Dian Pramitasari,S.Pd
Siti Mutohharoh,S.Pd
Tyas Nurvitasari,S.Pd
4,5
5
Sabtu,
13.30 – 14.00
Rebana

Senam (lantai)
Yuniati, S.Pd
Siti solekah
Aminarni, S.Pd.,M.Pd
Suparman
1 s.d 6
6
Jumat
15.00 – 17.00
Pramuka
Sunaryo
Sugeng Harnanto
Juwariyah  
3,4 dan 5,6
7
Sesuai jadwal

Iman Taqwa
Yulidatu Q, S.PdI
Kelas 1s.d 6

Keterangan : Jadwal Pembiasaan karakter,  Iman dan taqwa diatur Pembina masing-masing

Dari jadwal yang telah terprogram tersebut dapat membantu peserta didik dalam mengikuti kegiatan. Kegiatan Ekstrakurikuler  dan greeneration akan lebih efektif bila dilakukan monitoring dari kepala sekolah secara berkala untuk mengevaluasi kemajuan kegiatan.        
Dari 15 personil pembimbing kegiatan Ekstrakurikuler  dan greeneration tersebut  80 % dilakukan oleh guru dari SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tetapi 20 %  dari luar sekolah sesuai keahliannya. Dengan langkah tersebut kami  lakukan bukan berarti kami  selaku kepala sekolah tidak mau menghargai kemampuan guru, tidak demikian. Justru kami  bersikap demikian karena kami  paham betul akan kemampuan guru dan kami  tidak akan bermain paksa karena pekerjaan pokok guru sangat luar biasa padat.
Tidak ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah institusi tanpa biaya. Semua unsur kegiatan tentu saja harus dianggarkan dalam sebuah Rencana Kerja Tahunan. Yang di lakukan oleh SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak adalah melakukan koordinasi dengan pihak Komite Sekolah demikian juga Pengurus Paguyuban yang ada di setiap Kelas. Sekolah yang bermutu biasanya didukung dengan biaya yang banyak. Biaya saja juga tidak cukup tanpa di dukung dengan alat / media pembelajaran. Jadi menurut kami  kegiata Ekstrakurikuler  dan greeneration tersebut dapar berhasil di dukung oleh beberapa unsur antaranya : Pembina yang professional, biaya, kesempatan, dan alat atau media pelajaran.

3.9 Menyiapkan Perangkat Pemantau Bakat, Minat, Kreativitas, dan Kemampuan Peserta didik

Untuk memantau bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan peserta didik diperlukan beberapa perangkat. Perangkat yang paling sederhana adalah lembar-lembar catatan. Selain catatan, bakat, minat dan kreativitas serta kemampuan juga dapat dipantau dengan daftar isian atau angket. Kepada peserta didik disodorkan sejumlah pernyataan agar diselaraskan dengan keberadaan diri mereka.
Perangkat lain pemantau bakat, minat, kreativitas, dan kemampuan adalah tes. Dengan menjalani testing berbagai potensi seorang peserta didik akan terjaring.

3.9.1 Fasilitas olah raga
Sekolah tidak banyak mempunyai:
a)     lapangan sepak bola, memakai halaman sekolah
b)     lapangan voli, memakai halaman sekolah.
c)      lapangan badminton, belum memiliki yang layak
d)     lapangan tenis, memakai halaman sekolah
e)      lapangan tenis meja, memiliki
f)       gedung/hall olah raga, belum memiliki
g)     berbagai sarana olah raga senam lantai .

Berbagai sarana olah raga seperti dimaksud pada adalah bermacam perlengkapan pendukung olah raga sendiri yang berupa fasilitas tambahan hingga peralatan pokok olah raga. Piranti-piranti olah raga di dalam gedung misalnya matlas, berlapis-lapis boks untuk ketangkasan olah raga dalam ruangan. Termasuk peralatan olah raga adalah bermacam bola raket, net, kostum yang semua itu diperlukan demi terselenggaranya kegiatan olah raga secara memadai di sekolah.

3.9.2 Fasilitas Seni

Fasilitas seni adalah bermacam peralatan untuk mengembangkan bidang seni. Sejumlah bidang seni yang dapat dikembangkan adalah :
a)  Seni Sastra :
Fasilitas seni sastra misalnya sejumlah buku literatur, buku buah karya pilihan yang berupa puisi, novel, dan naskah-naskah drama. Fasilitas seni sastra lain misalnya media menuangkan gagasan dalam bentuk majalah dinding, majalah sekolah, papan tempel surat kabar/ majalah; ruang berlatih, drama, dan fasilitas pengeras suara yang canggih, kaset, CD, dan piranti mengatur tata lampu pentas.

b)  Seni Tari:   
Fasilitas yang dibutuhkan dalam seni tari adalah gamelan; tape recoder; costum pentas; dan belum memiliki ruang khusus yang diperuntukkan kiprah mereka yang menggeluti bidang ini.

3.10 Hubungan Kegiatan Greeneration Dengan Kompetensi dan Karakter Peserta didik 

Dalam pelaksanaan di bidang Akademik yang terintegrasi dalam mata pelajaran :
1. Agama dan Al-Qur’an
·         Asmaul Qusnah
·         Melatih rasa amanah.
·         Menumbuhkan rasa empati kepada sesama.
·         Menumbuhkan jiwa keperdulian terhadap sesama.
·         Melatih cara beretika terhadap orang lain.
·         Melatih bagaimana cara berbicara dan berargumentasi di depan umum.
2.  Pendidikan Kewarganegaraan
·         Melatih rasa percaya diri.
·         Menumbuhkan jiwa leadership.
·         Melatih cara berinteraksi terhadap masyarakat.
·         Melatih jiwa juang, pantang menyerah dan sikap bertanggung jawab.
·         Melatih kemampuan menyelesaikan masalah.
·         Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati terhadap sesama.
·         Menghormati satu sama lain (menghargai perbedaan)
·         Menumbuhkan sikap demokratis.
·         Menghargai para perintis dan pejuang.
3.  Bahasa Indonesia
·         Melatih keterampilan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.
·         Melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
·         Melatih bagaimana cara membuat surat- surat  sesuai dengan ketentuannya.
4.  Ilmu Pengetahuan Alam
·         Menambah pengetahuan (Penghijauan)
·         Praktek langsung tentang proses pembuatan pupuk, budidaya tanaman, pemanfaatan limbah menjadi  barang bernilai ekonomi
5.  Ilmu Pengetahuan Sosial     
·          Melatih bagaimana cara pemetaan wilayah, ekonomi, budaya, agama dan pendidikan dalam kehidupan masyarakat dan bernegara
6.  Matematika / Ekonomi (Koperasi Sekolah)
·         Membantu memperlancar keterampilan dalam berhitung.
·         Praktek membuat laporan pertanggungjawaban keuangan
·         Praktek membuat neraca keuangan ( rencana pemasukan, rencana pendapatan, dan rencana pengeluaran
·         Mampu menciptakan dan memanfaatkan peluang bisnis (kewirausahaan)
7.  Muatan Lokal Bahasa Jawa/Bahasa Inggris
·         Meningkatkan kemampuan berbahasa      
·         Menemukan kosa kata baru dalam berbagai kegiatan selama kegiatan greeneration

3.11 Pelaksanaan di bidang Non Akademik yang terintegrasi dalam kegiatan ekstra kurikuler:
1.  Pramuka
·         Melatih disiplin dan sikap bertanggung jawab
·         Menumbuhkan jiwa leadership.
·         Melatih cara berinteraksi terhadap masyarakat.
·         Melatih jiwa juang, pantang menyerah.
·         Melatih kemampuan menyelesaikan masalah.
·         Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati terhadap sesama.
·         Menghormati satu sama lain (menghargai perbedaan)
2.  Komputer
·         Melatih kemampuan / ketrampilan dalam meng-operasikan komputer dengan berbagai software, seperti Microsoft Excel, Microsoft Word, Microsoft Power Point dan lain-lain.
4.  Olahraga / Kesehatan
      “Sepakbola/Futsal, tenis meja, tenis lapangan, atletik, senam  dan catur”
·         Melatih jiwa sportivitas, jiwa kompetisi, jiwa besar dan team work.
·         Membiasakan diri untuk lebih disiplin dan bertanggungjawab.
·         Membiasakan pola hidup disiplin dan sehat
5.  Seni Budaya (Musik, tari, keterampilan).
·         Melatih rasa percaya diri, team work dan jiwa kompetisi.
·         Membangun rasa cipta, rasa dan karsa.
3.12  Manfaat Umum Kegiatan Greeneration
1.     Mengurangi dampak global warming.
2.     Untuk menyelamatkan lingkungan serta bumi yang semakin hari semakin panas dan gersang.
3.     Menumbuhkan rasa cinta terhadap bumi.
4.     Mencegah kerusakan bumi yang semakin parah.
5.     Mencegah bencana alam.
6.     Menanamkan kesadaran kepada masyarakat terutama generasi muda dan pelajar akan pentingnya lingkungan yang bersih dan nyaman.
7.     Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
8.     Mempererat tali persaudaraan antar pelajar
9.     Menumbuhkan bibit berbakat dalam bidang budaya.
10.  Menumbuhkan bibit berbakat dalam bidang olahraga.
11.  Menumbuhkan bibit berbakat dalam bidang akademik.
 




BAB IV
HASIL YANG DICAPAI

Ekstrakurikuler  dan Greeneration memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab, dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi Ekstrakurikuler  dan Greeneration Sesuai dengan kondisi setempat.
 Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyususn kurikulum, guru didorong untuk berinovasi, dengan melakukan eksperimen – eksperimen di lingkungan sekolahnya serta memberdayakan potensi yang ada di masing – masing sekolah atau masyarakat setempat.
Pemberdayaan merupakan istilah yang sangat popular dalam era reformasi. Pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam perekonomiannya, hak-haknya, dan memiliki posisi yang seimbang dengan kaum lainnya yang selama ini telah lebih mapan kehidupannya.
Pemberdayaan telah merambah pada berbagai bidang dan aspek kehidupan, termasuk pendidikan, antara lain dikeluarkannya kebijakan Ekstrakurikuler  dan Greeneration sebagai paradigma baru manajemen pendidikan. Manajemen berbasis sekolah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan kemandirian sekolah. Dengan Ekstrakurikuler  dan Greeneration diharapkan para kepala sekolah, guru, dan personil lainnya di sekolah serta masyarakat setempat dapat melakspeserta didikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan zaman, karakteristik lingkungan, dan tuntutan global.
Dalam dunia pendidikan pemberdayaan merupakan cara yang sangat praktis dan produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari kepala sekolah (selaku manajer ) guru, dan para pegawai yang lain. Proses yang ditempuh untuk mendapatkan hasil yang terbaik tersebut adalah dengan membagi tanggung jawab secara proposional kepada para guru. Satu prinsip terpenting dalam pemberdayaan ini adalah melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab. Melalui proses pemberdayaan itu  diharapkan para guru memiliki kepercayaan pada diri sendiri.
Berdasarkan pengamatan  yang di lakukan oleh penulis, kegiatan Ekstrakurikuler dan greeneration membawa dampak / hasil sebagai berikut :
  1. Guru menyadari pentingnya mengembangkan bakat atau kemampuan peserta didik yang sangat berhubungan dengan prestasi peserta didik.
  2. Guru memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi waktu pelajaran yang telah terjadwal.
  3. Guru memotivasi para peserta didik untuk mengembangkan minat, dan bakatnya.
  4. Suasana Sekolah terlihat hidup karena hampir setiap sore ada kegiatan sekolah.
  5. Peserta didik antusias mengikuti dengan suka rela.
  6. Rata – rata  orang tua memberi dukungan terhadap program Kegiatan Ekstrakurikuler  dan greeneration tersebut.
  7. Ada kompetisi diantara para peserta didik, terbukti besarnya animo peserta didik yang mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh sekolah atau jenjang  yang lebih tinggi.
  8. Rata –rata peserta didik SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi peserta didik yang aktif dan kreatif serta tidak rendah diri.
  9. Sekolah nyaman, bersih
  10. Pendidikan karakter peserta didik meningkat
  11. Hasil kejuaraan yang diperoleh sejak sejak 3 tahun ini meningkat

Strategi pelaksanaan program dalam mewujudkan mutu sekolah berkarakter  melalui Ekstrakurikuler  dan Greeneration di SDN Tambakroto   memiliki dampak sebagai berikut:
4.1 Prestasi peserta didik meningkat
Sebelum supervisi dioptimalkan dan belum membentuk team, prestasi SDN Tambakroto kurang optimal. Setelah optimalisasi supervisi dan memperkuat team berdampak yang signifikan dalam perolehan prestasi akademik dan nonakademik.
Hasil yang dicapai dengan diaplikasikannya Ekstrakurikuler  dan Greeneration berdampak cukup signifikan terdapai prestasi Akademik maupun non akademik di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dari tahun ke tahun.
Beberapa catatan prestasi  yang diraih adalah sebagai berikut :
1.  Prestasi akademik
Hasil Ranking Ujian Nasional :
a.    Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan jumlah nilai rata- rata 23,65 menduduki ranking 10 di tingkat kecamatan Sayung
b.   Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan jumlah nilai rata- rata 24,85, menduduki ranking 5 di tingkat .
Tabel 1.
Prestasi Peserta didik nilai UN 2 tahun terakhir
No
Tahun
Peringkat Kecamatan
1
2013/2014
10
2
2014/2015
5
               
No
Nama lomba yang diikuti
Nama siswa yang mengikuti
tahun
Prestasi yang diraih
Bukti fisik /Tingkat
1
As Consultant Of Elentary Scool on National Engglish Olympiad
Siswa
2013
Peserta
Piagam/tropi/sk
(IKIP Malang)
2
Student Competition 2013
M Rifqi R
2013
40 besar
SK (Tk Prov.
3
Pekan Seni SD Macapat Putri
Ersa Dian Saputri
2013
Juara 2
Piagam /Tropi
TK. Kab.
4
Pekan Seni SD Geguritan Putra
Ananda Dimas Bagustian
2013
Juara 1
Piagam /Tropi
Tk Kab
5
Macapat Putra
Fajar Oktiawan
2014
Juara 1
Piagam /Tropi
Tk. Kab
6
LCC
Belinda KW
Nafis A
Mar’atu S
2015
Juara 2
Piagam/Tropi
Tk. Kab
7
Siswa prestasi
Belinda KW
2015
Juara 2
Piagam /Tropi
Tk Kab.
8
Siswa Prestasi
Febriana LF
2015
Juara 1
Piagam/Tropi
Tk. Kec
9
Olimpiade IPA
Safira Nur I
2015
Juara 1
Piagam/ Tropi
Tk Kec.
Sumber: Profil SDN Tambakroto


2. Prestasi Siswa Dalam Bidang Olahraga

      No
Cabang olahraga yg diikuti
Nama siswa
Tahun
Prestasi yang diraih
TINGKAT PROVINSI
1
Senam Skj 2012
Club Senam SD
2013
Juara 2
2
Senam POPDA
Santika N
2013
Juara 1
3
Senam O2SN
Santika N
2013
Juara 1
4
Senam Popda
Santika
2014
Juara 1
5
Senam POPDA
Nurul
2014
Juara 3
6
Senam lantai O2SN
Wahyu
2014
Juara 3

Senam lantai O2SN
Ari Maulana
2014
Juara 2

Senam lantai POPDA
Ari Maulana
2015
Juara 1 dan 1

Senam lantai 02sn
Ari M
2015
Juara 1 dan 2

Kejurprov senam
Ari
2015
1 dan 2






TINGKAT KABUPATEN/ PROVINSI

1
Senam lantai  Pi/Pa
Eni Kurnia W dkk
2013
9 emas
5 perak
4 perunggu
2
Senam Lantai Pa/Pi
Ari M/Wahyu dkk
2014
11 emas
6 perak
5 perungg

Senam Santri SD
Ulya Wakhidah dkk
2013
Juara 1

Senam Santri SD
Wahyu S dkk
2014
Juara 1

Senam lantai  Pi/Pa
Ari Maulana dkk
2015
12  emas
7 perak
6  perunggu

Senam Palang Sejajar Putra
Heri Setiawan
2011
Juara 1

Senam Lantai Pi
Nurul Izzatul M
2011
Juara 1

Enan serba Bisa Pi
Nurul Izzatul M
2011
Juara 1

Senam Lantai Putri
Eni Kurnia W
2013
Juara  2

Senam Lantai Putri
Khurun Khalina
2013
Juara  1

Kid Atletik lompat katak
Farokah
2013
Juara 1

Kid Atleltik lari gawang
Farokah
2013
Juara 1

Voli
TIM Bola VOLI Mini Putra
2013
Juara 2

Sepak bola
Tim Sepak Bola
2013
Juara 3

Tenis Lapangan Putra
Adi Nasrul H
2013
Juara 3

Tenis Meja Putri
Khurun K Y
2013
Juara 3

 V0li beregu Pi
Ririn Inda M
2013
Juara 2

Voli Pa
Sigit zPurba
2014
Juara 2

Bola Voli Pa
Ahmad Ramanda P
2015
Juara 1

Voli Pi
Kasna Dara T
2015
Juara 3

Atletik Even Gawang Pi
Wafi Marlina
2015
Juara 3

Tenis meja Putri
Indah Khoirotun N
2015
Juara 2

Senam SKJ 2012
Tim
2015
Juara 1
TINGKAT KECAMATAN

Olahraga
2013
19 Emas
9 perak
7 perunggu


2014
21 emas
6 perak
5 perunggu


2015
24 emas
9 perak
10 perunggu
     
3. Prestasi Sekolah Dalam Bidang Kesenian

No
Kesenian yg diikuti
Nama siswa
Tahun
Prestasi yang diraih
Bukti fisik
1
Pekan Seni SD Macapat Putri
Ersa Dian Saputri
2013
Juara 2
Piagam /Tropi
2
Pekan Seni SD Geguritan Putra
Ananda Dimas Bagustian
2014
Juara 1
Piagam /Tropi
3
Macapat Putra
Fajar Oktiawan
2015
Juara 1
Piagam /Tropi


1.     PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG LAIN-LAIN (EKSTRAKURIKULER, PRAMUKA)

No
Nama kegiatan
tahun
Tempat
Prestasi yang diraih
Bukti fisik
1
Pesta Siaga
2012
Kwarran Sayung
Juara 1 Putri
Piagam
2
Jambore ranting
2013
Kwarran Sayung
Regu Tergiat 1 Putri SD
Piagam
3
Jambore ranting
2013
Kwarran Sayung
Regu Tergiat 2 Putra SD
Piagam
4
Pesta siaga
2013
Kwarcab Demak
Juara 2 Barung tergiat Putra
Piagam
5
Pesta Siaga
2013
Kwarran Sayung
Juara 1 Putra
Piagam
6
Perkomsami SD/MI Se Kab Demak
2013
MTs HM Bulusari
Juara Umum
11 emas, 5 perak, 3 perunggu

Jambore Ranting
2013
Kecamatan

3 emas, 2 perak, 2 perunggu

Perkomsami SD/MI Se Kab Demak
2014
MTs HM Bulusari
Juara Umum
9 emas, 6 perak, 4 perunggu


2.     PRESTASI GURU

NO
Nama Guru
bidang
Tahun
Tingkat
Prestasi yang diraih
Bukti fisik
1
Regu Koor SD Tambakroto
Seni
2011
Kec
Juara 3
Piagam







2
Aminarni,S.Pd
Guru prestasi
2012
Kecamatan
1
Piagam/SK/
Tropi
3
Aminarni,S.Pd
Guru prestasi
2012
Kabupaten
1
Piagam/SK/
Tropi
4
Aminarni,S.Pd
Guru prestasi
2012
Provinsi
3
Piagam/SK/
Tropi
5
Sugeng Har nanto
KS Prestasi
2012
Kec. Sayung
3
Piagam/SK/
Tropi
6
Sugeng Har nanto
KS Prestasi
2013
Kacamatan
1
Piagam/SK/ Tropi
7
Sugeng Har nanto
KS Prestasi
2013
Kabupaten
1
Piagam/SK/ Tropi

Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler terhadap peserta didik adalah:
1.     Memberikan peluang kepada peserta didik untuk menentukan minat dan mengembangkan minat-minat baru
2.     Mendidik peserta didik untuk bertanggungjawab sebagai warga negara melalui pengalaman dan pemikiran, dengan stressing pada kepemimpinan, partisipasi, kerjasama dan aksi independen
3.     Mengembangkan spirit dan moral
4.     Memberi peluang kepada peserta didik dan remaja untuk memperoleh kepuasan kerja dalam kelompok
5.     Meningkatkan moral dan pengembangan spiritual
6.     Memperkuat kesehatan mental dan fisik peserta didik
7.     Memberi peluang kepada peserta didik mengenal lingkungan dengan lebih baik
8.     Memperluas pergaulan peserta didik
9.     Memberikan peluang kepada peserta didik untuk berlatih mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dengan lebih penuh

Dengan menerapkan Ekstrakurikuler  dan Greeneration dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak berdampak positif  terhadap kepercayaan masyarakat, sehingga bukan hanya warga Tambakroto, tetapi masyarakat di luar daerah menyekolahkan anaknya ke SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Dari jumlah murid 356, peserta didik yang berasal dari luar daerah berjumlah 56   peserta didik dari desa tetanga yaitu prampelan, pilangsari, Bulusari, dan Temuroso (Kec. Guntur). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan Ekstrakurikuler  dan Greeneration kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi.Koordinasi dan kerjasama antara sekolah dan masyarakat semakin meningkat yang pada akhirnya menjadikan SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menjadi salah satu SD berprestasi dan menjadi  pilihan masyarakat khususnya di wilayah Tambakroto dan sekitarnya.  

4.2 Kendala yang dihadapi
Dalam pelaksanaan sebuah program atau kebijakan biasanya ada yang mulus tanpa hambatan, tetapi juga tidak jarang yang banyak menghadapi tantangan atau kendala. Begitu juga di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dalam melaksanakan peserta didikan kebijakan tentang Manajemen Berbasis Sekolah (Ekstrakurikuler  dan greeneration) banyak kendala yang dihadapi antara lain adalah dari faktor kepala sekolah, guru, tenaga non guru, dan komite sekolah.
1.   Dengan era globalisasi kesibukan orang tua semakin meningkat, orang tua berangkat pagi dan pulang sore bahkan terkadang pada malam hari, sehingga berdampak pada berkurangnya kasih kami ng orang tua kepada peserta didik dan seolah-olah pendidikan menjadi tanggung jawab sekolah semata.
2.   Slogan tentang “sekolah gratis” sangat berpangaruh di masyarakat, sehingga ada beberapa masyarakat yang tidak mempunyai kesadaran untuk memberikan sumbangan kepada sekolah.
3.   Ada beberapa masyarakat yang masih kurang memahami tentang kebutuhan pendidikan bagi peserta didik-peserta didiknya, sehingga terkadang masih ada peserta didik yang tidak masuk sekolah ternyata di rumah hanya bermain-main saja. 
4.   Orang tua lebih mementingkan biaya sekolah untuk peserta didik yang di tingkat atasnya atau bawahnya dari pada yang di SD.
5.   Dari sekolah
a.  Masih ada beberapa guru yang tidak memberikan perlakuaan sama terhadap pengembangan kemampuan umum dan khusus .
b.  Masih ada beberapa guru yang menganggap kurang peting terhadap pengembangan bakat/ potensi. Hal tersebut dilakukan oleh guru – guru yang rata – rata tidak memiliki kompetensi dibidang kreatifitas.
c.  Jumlah fasilitas belum memadai dibanding dengan jumlah peserta Ekstrakurikuler . Contoh : alat senam lantai dan sarana belum memenuhi syarat. Musik rebana belum lengkap, Lapnagn sepakbola SD yang tidak ada.
d.  Keinginan sekolah mewujudkan sarana dan prasarana kurang didukung oleh dana yang cukup,
e.  Penguasaan guru di bidang teknologi komunikasi informasi masih kurang.
f.   . Lahan sekolah yang sempit

4.3 Faktor-faktor Pendukung


Ada beberapa faktor yang mendukung terhadap program kegiatan Ekstrakurikuler  yang diselenggarakan di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak , antara lain :
a.    Lokasi SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak berada di di Jl. Onggorawe-Mranggen Km. 4. Lokasi tersebut strategis dan memungkinkan untuk dijangkau oleh semua peserta didik
b.   Ada beberapa guru yang mampu  di bidang kepramukaan, dan olahraga
c.    Guru pembimbing Ekstrakurikuler  rata – rata memiliki kompetensi di bidangnya.
d.   Memiliki tempat (halaman) yang cukup representatif untuk melakukan kegiatan Ekstrakurikuler

Di samping faktor kendala ada juga faktor yang dapat mendukung dari program manajemen berbasis sekolah (Ekstrakurikuler  dan greeneration) di SDN Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak .
Beberapa faktor pendukung, di antaranya: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan memiliki dedikasi yang sangat tinggi untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, (2) komite sekolah sangat mendukung setiap program yang dibuat sekolah, sehingga memudahkan sekolah dalam mengembangkan sumber daya secara optimal, (3) Kepala UPTD dan Pengawas memiliki kepedulian dalam membina sekolah binaannya khususnya memberikan motivasi untuk kemajuan sekolah, (4) pemerintah daerah memberikan bantuan operasional untuk mendukung program BOS dari pemerintah pusat dan daerah, dan (5) terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga lain (Pemerintah desa, Puskesmas, dunia usaha, dll) dalam pengembangan sekolah.
Beberapa faktor yang mendukung dari pelaksanaan Program Ekstrakurikuler  dan Greeneration Ini adalah :
1.   Peran Kepala Sekolah
Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah.  Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif ,efisien dan bermutu.
Kepala Sekolah sebagai manajer dan sebagai penanggung jawab atas segala kegiatan sekolah harus mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengelola kegiatan, mempunyai wawasan kependidikan yang luas untuk kemajuan yang ada di sekolahnya, mempunyai keterampilan dalam penguasaan teknologi informasi, akuntabel, fleksibel dan mempunyai kepekaan  yang tinggi terhadap permasalahan yang ada.
Kepala sekolah yang profesional tidak saja dituntut untuk melaksanakan peserta didikan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara optimal.  Kepala sekolah yang mampu bermasyarakat dengan baik akan membantu berjalannya proses pendidikan dan juga dapat membantu  keberadaan sekolah di masyarakat.
1.   Kepala UPTD dan Pengawas memiliki kepedulian dalam membina sekolah binaannya khususnya memberikan motivasi untuk kemajuan sekolah, pemerintah daerah memberikan bantuan operasional untuk mendukung program BOS dari pemerintah pusat, dan  terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga lain dalam pengembangan sekolah.
2.   Partisipasi Masyarakat
Dalam rangka desentralisasi dan demokratisasi pendidikan, partisipasi masyarakat sangat diperlukan.Masyarakat harus menjadi partner sekolah dalam melakspeserta didikan program-program sekolah yang telah dibuat bersama antara sekolah dan komite sekolah selaku wakil dari wali murid. Antara sekolah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktifitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, di antaranya :
1.)    Sekolah dengan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan peserta didik.
2.)    Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembaruan tetapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari alternativ pemecahannya.
3.)    Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik dan masyarakat.

3.  Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan serta kesinambungan pribadi peserta didik.Oleh karena itu sekolah harus memberikan penjelasan tentang tujuan, program, kebutuhan, serta keadaan sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain bertujuan untuk memajukan mutu pembelajaran, dan pertumbuhan peserta didik.
Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat semakin dirasakan oleh masyarakat, mereka menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi peserta didik-peserta didik. Pada masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktifdan kreatif untuk menciptakan hubungan kerjasama yang lebih harmonis. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah akan baik dan tinggi. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien.
4.4  Alternatif  Pengembangan
Keberhasilan implementasi Ekstrakurikuler  dan Greeneration dalam rangka desentralisasi pendidikan sedikitnya dapat dilihat dari tiga dimensi yaitu efektifitas, efisiensi, dan produktivitas.  Ketiga dimensi itu saling keterkaitan satu sama lain dan pengaruh mempengaruhi. Efektivitas berarti bagaimana Ekstrakurikuler  dan Greeneration berhasil melakspeserta didikan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan sumber sekolah. Efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input atau sumber belajar dengan out put. Suatu kegiatan dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan menggunakan atau memakai sumber daya yang minimal. Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan efektif.
Alternatif pertama dapat dilakukan dengan mengajak para peserta didik berkunjung ke tempat yang memiliki nilai seni tinggi. Alternatif kedua dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli ke sekolah. Alternatif ketiga dilakukan dengan mengadakan lomba yang berfungsi mengembangkan otak kanan. Kegiatan lomba misalnya melukis, tari , menyanyi solo, mocopat, dll
Alternatif pengembangan kegiatan Ekstrakurikuler  dan Greeneration sebagai berikut :
1.   Membawa kelas ke dalam lingkungan yang akan dipelajari
2.   Membawa lingkungan ke dalam kelas
3.   Pemrograman lingkungan hijau di lahan yang sempit
4.   Pengaturan jadwal kegiatan pemeliharaan taman
5.   Pemrograman mendatangkan nara sumber tentang penghijauan
6.   Pemrograman kerja sama dengan komite/orang tua, masyarakat instansi Pemerintah dan Du-Di (Dunia Usaha)
7.   Memprogramkan kegiatan pentas seni atau lomba – lomba yang dapat memajukan perkembangan bakat dan potensi.
8.   Pengelolaan Lingkungan sekolah atau green school berarti sekolah hijau, namun sebenarnya memiliki makna yang lebih luas dari arti harfiahnya. Green school bukan hanya tampilan fisik sekolah yang hijau/rindang, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas pendidikan mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. “Sekolah hijau” yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah.
9.   Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berprilaku ramah lingkungan.
10.     Untuk program selanjutnya peserta didik mulai diperkenalkan kewirausahaan.
Tujuan Greeneration di sekolah adalah “ untuk meningkatkan pengetahuan dan merubah tingkahlaku anak didik dengan menanamkan perilaku yang cinta lingkungan sehat sejak dini sehingga diharapkan akan muncul generasi baru yang cinta sehat, cinta lingkungan hijau dan kreatif.

Saat ini, sangat diperlukannya kesadaran masyarakat khususnya peserta didik TK, SD, SMP, dan SMA serta Masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestariaan lingkungan serta meningkatkan rasa kepedulian untuk ikut serta dalam kegiatan melestarikan lingkungan. Kita sebagai penurus bangsa, harus berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Generasi muda merupakan salah satu aset yang mampu membangun kembali bumi yang sudah mulai terbengkalai. Dengan adanya kesadaran dan rasa kepedulian generasi muda serta usaha dan kerja keras mampu mengembalikan bumi ini. Seperti yang dikatakan pepatah, “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Salah satu contoh kecil yang dapat dilakukan seperti membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Harapan kedepan dengan diadakan kegiatan Greeneration, di sekolah adalah 1. Adanya upaya perbaikan baik sarana , prasarana maupun perilaku yang lebih baik kearah cinta lingkungan yang sehat.. 2. Mempunyai ruang UKS yang memenuhi syarat kesehatan. 3. Mempunyai kantin sehat.
Program pengembangan sekolah ke depan harus diarahkan kepada penguatan supervisi dan pemberdayaan guru khususnya dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
Kepala sekolah harus senantiasa memberi motivasi terhadap mereka yang kurang mendukung program karena berbagai kondisi, sehingga bisa memahami, menerima, dan mendukung dengan tulus. Di samping itu, membangun kebersamaan dengan warga sekolah, menciptakan transparansi, dan akuntabilitas kinerja akan memantapkan system yang sudah disepakati dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.



BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang penulis paparkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
a.    Pengembangan bakat dan potensi peserta didik meningkat
b.   Peserta didik cinta lingkungan hijau
c.    Keterlibatan seluruh komponen meningkat
d.   Prestasi peserta didik meningkat
e.    Pendidikan karakter meningkat

5.2 Saran / Rekomendasi Operasional untuk Implementasi
Ekstrakurikuler  dan greeneration merupakan bentuk operasional desentralisasi pendidikan memberikan wawasan baru dalam dunia pendidikan. Harus disadari bahwa Ekstrakurikuler  dan greeneration dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan, pemerataan, keadilan, demokratisasi dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal, serta menggali potensi dan keanekaragaman sekolah di daerah.
Kemampuan Ekstrakurikuler  dan greeneration yang profesional perlu terus diciptakan melalui peningkatan kemampuan aparat di sekolah dalam mengolah, menganalisis, dan mendayagunakan informasi agar dapat mengelola pendidikan secara efisien dan efektif.
Oleh karena itu penulis mengharapkan agar semua lembaga pendidikan untuk dapat melakspeserta didikan Ekstrakurikuler  dan greeneration dengan sebaik-baiknya, sehingga pemberdayaan dan partisipasi  masyarakat semakin tinggi. Dengan pemberdayaan masyarakat yang tinggi akan menjadi sekolah yang dicintai oleh masyarakat, dan menjadi sekolah pilihan masyarakat






DAFTAR PUSTAKA

Antara. (2008). Bentuk Karakter Bangsa Melalui Olahraga. http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/presiden--bentuk-karakter-bangsa-melalui-olahraga/. 29 Oktober 2008. Pkl : 20.49 WIBB

Anwar, Idochi, M. (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anifral Hendri. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Peserta didik. http://202.152.33.84/index.php?option= com_content&task=view&id=16421&Itemid=46. Saturday, 1 November 2008. Pkl: 08.42.WIBB.

Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bany Quraisy

Gaspersz, Vincent. 2000. Penerapan Total Management In Education (TQME) Pada Perguruan Tinggi di Indonesia, Jurnal Pendidikan (online), Jilid 6, No. 3 (http://www.ut.ac.id diakses 20 Mei 2013).

H.Mukkthar, Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP Perss).

Kartono. Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/2011/12/ bakat-khusus.html, Senin, 6 Mei 2013 pukul 14.00

Nasution, S. http://id.wikipedia.org/wiki/bakat/psikologi. Senin, 6 Mei 2015

Mulyasa.E. 2006, Manajemen Berbasis Sekolah. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa.E. 2009, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Semarang: CV Duta Nusindo.

Purwanto, Ngalim. Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/2011/12/bakat-khusus.html, Senin, 6 Mei 2013 pukul 16.00 WIB

Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta CV

Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah (Konsep dan Aplikasi). Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.

Utami Munandar, Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/ 2011/12/bakat-khusus.html, Senin, 6 Mei 2015 pukul 15.00

Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia Press.

Wikipedia. (2008). Karakter dan Olahraga. http://id.wikipedia. org/wiki/Karakter. Senin, 6 Mei 2015 pukul 14.00 WIB.

………. KTSP SDN Tambakroto 2014/2015.

........... KTSP SDN Tambakroto 2015/2016.






 

+ komentar + 1 komentar

29 Oktober 2020 pukul 23.24

Ku ucapkan selamat n sukses kepada Pak guru yang berprestasi...lankutkan dan raih planet mars yang ada di antariksa sana...selamattt mengapainya...

Posting Komentar

 
Pembuat : Website | Cahya Wahyu Ananta | Tentang Organisasi
Tahun Pembuatan © 11 Mei 2015. SD Negeri Tambakroto Sayung Demak Jateng - Kekompakan merupakan kunci dari kesuksesan dalam kegiatan
Website Karangtaruna Tunas Maju Dibuat oleh Cahya Wahyu Ananta A.Md Komp. | Desa Pulosari Karangtengah Demak
Inspirasi Pembuatan Website Organisai