PERLUKAH PENGAJAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN KALKULATOR ?

PERLUKAH PENGAJAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN KALKULATOR ?

MAKALAH
PERLUKAH PENGAJAJARAN MATEMATIKA DI SD
MENGGUNAKAN KALKULATOR ?
Oleh
Sugeng Harnanto
SDN Tambakroto-Sayung Demak


Bab   I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Kita selaku guru pada tingkat pendidikan dasar , tidak perlu mencari-cari patokan apa yang menjadi pegangan dalam mendidik dan meningkatkan  kualitas anak didik yang menjadi tanggung jawab bersama. Kita telah memiliki UU tentang system pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa , berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”( Bab II, Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003).

Namun sampai saat ini berbagai indikator mengukur bahwa mutu penddikan yang digariskan oleh UU Sistem Pendidikan Nasional tersebut belum menggembirakan. Sebagai contoh banyaknya angka pengangguran intelektual yang cenderung mengelembung dari tahun ke tahun.
1
Agar pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang lebih baik, perlu diupayakan langkah-langkah penyempurnaan yang mendasar konsisten dan sistematis. Pendidikan yang kita bangun adalah pendidikan yang dapat mengembangkan potensi anak dididk  agar berani menghadapi tantangan hidup, memiliki pengetahuan , ketrampilan, dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam beradaptasi dengan lingkungan.

Kalau kita amati sampai saat ini, mengapa bangsa Indonesia selalu tertinggal dengan bangsa lain di dunia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi ? Salah satu sebab adalah masih banyak pemikiran yang bertele-tele, dalam hal yang sepele juga.

Banyak kejuaraan olimpiade Mipa  berasal dari Indonesia, tapi mengapa Indonesia yang menelorkan juara Mipa tidak sebanding dengan laporan HDI ( Human Development Index)? Menurut laporan dari HDI  menduduki peringkat ke- 112 dari 175 negara yang disurvai. Dan Indonesia menempati peringkat ke-32 untuk Ilmu alam dan 34 untuk matematika dari 38 negara yang disurvai di Asia, Australia, dan Afrika ( Depdiknas : 2001).
Tidak sedikit orang bangsa kita , baik terpelajar, pejabat tinggi, guru , orangtua, dan lain sebagainya berpendapat bahwa anak dalam pengajaran mata   pelajaran  matematika    menggunakan   kalkulator, anak itu menjadi
bodoh, malas berpikir dan sebagainya. Benarkah seperti itu ?

2

Dari sinilah penulis akan memberikan pandangan bahwa penggunaan kalkulator itu sangat perlu untuk pengajaran matematika di SD.

Dari latar belakang yang kami kemukakan sedikit di atas , maka penulis membuat makalah yang berjudul “ Perlunya Pengajaran Matematika di SD Menggunakan Kalkulator.”

  1. Permasalahan

Permasalahan yang timbul adalah , Perlukah pengajaran Matematika di SD menggunakan kalkulator ?

  1. Maksud dan Tujuan

1.  Memberikan pemahaman kepada kita bahwa pengoperasiaan kalkulator bagi anak SD adalah penting;

2.    Menepis opini masyarakat, bahwa penggunakan kalkulator anak menjadi bodoh, malas berpikir, dan lain sebagainya.



3

Bab II
PEMBAHASAN

Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan teknologi di berbagai bidang di dunia ini, bangsa Indonesia masih harus berpikir mencari solusi untuk penyempurnaan pendidikan dalam pengembangan potensi anak didik agar berani menghadapi tantangan hidp, tanpa rasa tertekan, memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan memiliki kepercayaan yang tinggi dan mampu cepat beradaptasi dengan lingkungan.

Pandangan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secra ilmiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembekalan yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak didik dalam memecahkan persoalan jangka panjang.

Pendapat sebagian dari orang Indonesia bahwa penggunaan kalkulator itu menyebabkan anak bodoh, tidak mau berpikir, tampaknya baru dalam tarap dugaan, kira-kira, barangkali, atau mungkin mitos yang terjadi di masyarakat kita.
Banyak orang berpikir, misalnya .Berapa 5 + 4, lantas anak didik kita menjawab (tanpa berpikir) memijit menggunakan kalkulator .
Apabila yang dilakukan anak demikian, itu benar, anak tidak berpikir, itu suatu kekeliruan baik siswa atau gurunya.
Dalam pengajaran kalkulator pada tingkat pendidikan dasar, kita terlebih dahulu harus menanamkan urutan operasi hitung.
Perhatikan operasi hitung di bawah ini :
 *Operasi tambah dan operasi kurang hirarkhinya sama;
*Operasi kali dan bagi, hirakhinya sama;
*Operasi pangkat dan akar, hirarkhinya sama.
Urutan operasi hitung secara ilmiah adalah pangkat, akar, kali, bagi, tambah, dan kurang. Sedang pada kalkulator hitung mendahulukan operasi hitung yang dipijit paling dahulu.
 Sebagai contoh  5 + 6 x 4, pada kalkulator hitung pendapatnya dapat 44, dan dapat pula 29.Tetapi pada kalkulator ilmiah jawabannya sama yaitu 29 .Bagi yang sudah memahami matematika mengenahi perbedaan itu tidaklah masalah, sebab kalkulator digunakan sebagai alat untuk memudahkan pekerjaan.
 Penggunaan kalkulator pada tingkat dasar, hemat kami sangat perlu, anak tidak repot dan berpikir secara bertele-tele hanya mengerjakan soal yang sepele. Padahal anak sudah tahu cara mengerjakan, hanya hasilnya yang terkadang ada kekeliruan.
Pada pengajaran operasi hitung dengan kalkulator, masing-masing siswa supaya memegang kalkulator dan melakukan operasi sendiri-sendiri. Dengan diberikannya kesempatan ini, siswa mempunyai peluang untuk menemukan hal-hal yang baru. Kalau ada kesulitan akan bertanya kepada guru.Sebagai contoh bagaimana mengoperasikan operasi hitung di atas ?
Anak yang kurang pengetahuan akan mengerjakan seperti ini :

Kalkulator dihidupkan pijitan berturut-turut adalah :
-  pijit  angka 5, pijit tanda +(tambah), pijit angka 6, pijit tanda x (kali) , pijit tanda = (sama dengan) maka akan muncul angka 44 ( 5 +6 x 4 = 44).
-  Atau anak anak akan menulis lebih dahulu seperti ini : 5 + 6 = 11, kemudian 11 x 4 = 44.
 Bagi anak yang cerdas, cara mengoperasikan kalkulator sebagai berikut :
 -          Kalkulator dihidupkan, pijit angka 6, pijit tanda x (kali), pijit angka 4, pijit tanda + (tambah), pijit angka 5, pijit tanda = (sama dengan), akan muncul angka 29, ( 6 x 4 + 5 = 29).
 -          Anak anak akan menulis seperti ini 5 + ( 6 x 4  = 5 + 24 = 29 .
 
Contoh lain dalam penyelesaiaan soal yang melibatkan pecahan :Seperti   :
12 : 6 x 4,
 maka penyelesaiaanya adalah sebagai berikut :
                     12 : 6 = 2, 2 x 4 = 8,
                                                        bukan
                                               6 x 4 = 24,  12 : 24 = ½.

Seperti contoh-contoh soal di atas operasi hitung tambah dan operasi hitung kurang , hirakhirnya sama, Maksudnya yang ditulus lebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu, demikian juga dengan operasi kali dan bagi, yang duluan dikerjakan lebih dahulu.

Operasi hitung matematika seperti ini hanyalah konvensi  (perjanjian) yang telah disepakati seluruh dunia.
 Penggunaan kalkulator dalam hal ini adalah tidak sembarangan, tetapi kita pilih untuk  pengayaan. Bagi anak yang belum memahami operasi hitung haruslah mengerjakan secara manual, artinya tidak adanya alat bantu kalkulator.
7
Perlu kita tandaskan di sini bahwa, penggunaan kalkulator hanya dalam pembelajaran, tidak dalam test.
Memang pengoperasian kalkulator untuk pengajaran  Matematika di Indonesia belum sepopuler di Negara-negara maju, tapi alangkah baiknya kita coba mengenalkan alat yang dinamakan kalkulator atau mesin hitung itu.

Hemat penulis dengan penggunaan kalkulator pada pengajaran Matematika di Sekolah Dasar, selain mengenalkan teknologi , juga padai dalam mengoperasikannya.Pendek kata anak didik tidak menjadi dungu, bodoh, malas berfikir, malah akan menjadi kreatif, ingin mengetahui lebih jauh teknologi yang lain selain kalkulator, misalnya computer dan internet. Sehingga anak didik kita tidak terlalu jauh ketinggalan dengan pendidikannya dengan negara-negara lain di dunia ini.

Kita lihat saja Jepang, pada tahun 1945 negara itu kacau -balau karena kedua kota Hirosima dan Nagasaki di bom oleh sekutu. Kaisar Jepang hanya menanyakan ,” Masih ada berapa guru di Jepang.” Dengan guru inilah Jepang sekarang menjadi negara maju. Di negara maju seperti di Inggris dan Amerika Serikat penggunaan kalkulator sudah ditanamkan sejak taman kanak-kanak. Apakah di negara kita tidak mau meniru negara-negara maju tersebut ?
  

Bab  III
PENUTUP
  1. Simpulan

1.    Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran Matematika di SD perlu di galakkan;
2.    Sebelum anak dikenalkan kalkulator, anak dikenalkan operasi hitung yang telah menjadi kesepakatan internasional;
3.    Kalkulator tidak membuat anak bodoh dan malas berfikir, tetapi malah membuat anak lebih ingin tahu teknologi yang lebih maju
4.    Penggunaan kalkulator bukan pada waktu tes, melainkan dalam pembelajaran
5.    Kita tiru Negara-negara maju, sejak dini anak didik sudah dikenalkan kalkulator sebagai masin hitung

  1. Saran-saran

1.    Kepada saudara-saudaraku pendidik, mari kita kenalkan teknologi modern kepada anak didik;
2.    Menggunakan kalkulator bukan membodohi anak, bukan menjadikan anak malas berfikir. Coba dulu baru berkomentar.




DAFTAR PUSTAKA

Edwarf H. Julius. 2002. Trik-Trik Berhitung. Bandung : Pakar Raya.

Engkoswara.H, Prof.,Dr.,M.Ed. 1995. Jurnal Pendidikan. Jakarta : PT.Ianto Putra Perkasa.

Ruseffendi, E.T. 1990. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Seri kelima . Bandung : Tarsito.

Ruseffendi,E.T. 1988. Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional. 2003. Jakarta : BP.Cipta Jaya

+ komentar + 2 komentar

29 Juli 2015 pukul 06.43

Menurutku untuk anak SD perlu diajarkan cara penggunaan kalkulator yang benar, untuk mengikuti perkembangan jaman yang semakin canggih. Agar anak SD di Indonesia tidak ketinggalan teknologi modern.

3 Agustus 2015 pukul 20.46

boleh dikenalkan cara cara mengoperasikan kalkulator, tapi jangan dibiasakan anak menggunakannya. Bisa ketergantungan

Posting Komentar

 
Pembuat : Website | Cahya Wahyu Ananta | Tentang Organisasi
Tahun Pembuatan © 11 Mei 2015. SD Negeri Tambakroto Sayung Demak Jateng - Kekompakan merupakan kunci dari kesuksesan dalam kegiatan
Website Karangtaruna Tunas Maju Dibuat oleh Cahya Wahyu Ananta A.Md Komp. | Desa Pulosari Karangtengah Demak
Inspirasi Pembuatan Website Organisai